Mohon tunggu...
Dina Purnama Sari
Dina Purnama Sari Mohon Tunggu... Dosen -

There is something about Dina... The lovely one...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Baper

3 Mei 2015   22:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:25 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siang hari di beranda rumah.

Lilo menatap kagum aneka kardus dihadapannya. "Ckckckck... Banyak bener, D, dusnya. Aneka dus ini untuk siapa saja?"

Aku tersenyum misteri. "Bantu aku memindahkannya ke mobil Bokap, ya."

Lilo mengangguk. Hanya dalam hitungan sekian menit, aneka dus itu tersusun rapi di bagasi belakang Kijang Silver.

"What's next?"

"Mmm, tolong, motormu masuk ke garasi lalu mobil  Bokap dikeluarkan."

Lilo mengerutkan kening,"Apa tidak terbalik, D?"

Aku tersenyum,"Oiya, bener."

Lagi, Lilo menuruti keinginanku setelah merevisinya. Maksudnya, Kijang Silver Bokap dipanaskan terlebih dahulu kemudian dikeluarkan dari garasi untuk digantikan posisinya oleh motor Lilo.

"Minum dulu, Lil." Kutaruh sepoci teh tawar hangat disertai cangkor kosong dan beberapa gula batu di dalam mangkuk. "Silakan dinikmati, Lil. Aku mandi dulu."

Lilo menatapku bingung. "Koq kayaknya D mau mengunciku di teras,ya?"

Aku tersenyum. "Iya, aku mau mandi sehingga  pintu rumah kukunci dari dalam rumah. Hal ini untuk mencegah kau masuk ke rumah tanpa permisi."

Lilo menepuk keningnya. "Ampyun, D! Okelah. Siap, Bos!"

***

Kira-kira, selama tiga puluh lima menit, aku sibuk dengan aktivitasku dan Lilo tetap santun menungguku di teras rumah.Wajah pria yang kukasihi itu nampak lega saat melihatku hadir dengan dandanan rapi dan semerbak bunga melati.

"Parfum baru, ya, D? Wanginya lebih lembut dibandingkan parfum yang lama." Ucap Lilo sambil berdiri.

Aku terkikik geli. "Bukan, ini wangi sabun mandi."

Belum sempat Lilo mengucapkan sebuah kata, aku segera melemparkan kunci mobil Bokap dan menarik tubuhnya. Aku mengunci pintu dan pagar dengan rapat setelah sebelumnya menaruh peralatan minum yang dipergunakan oleh Lilo. "Hayo, let's go. Banyak hal yang harus kita lakukan. Kita kirimkan aneka dus ini melalui jasa pengiriman."

Kali ini, Lilo hanya terdiam dan menurut.

***

"Sebetulnya, paket-paket itu isinya apa, D?" tanya Lilo pelan, seusai kami mengirimkannya melalui jasa pengiriman.

"Kenangan. Masa lalu. Mmm, antara aku dengan Al, aku dengan Liam, aku dengan...."

"Owh... Mmm, rumah dan apartemen Al masih bisa kita datangi, kan, D?" lirik Lilo sekilas. Ada kilatan cemburu yang memancar dari sana. "Jangan katakan kalau kau belum bisa move on. Taukah kau, D, kalau laki-laki itu biasanya cepat move on kalau putus cinta namun tidak dengan perempuan. Perempuan itu biasanya Baper, bawa perasaan. Mmm, mungkin itu alasan mengapa baru kali ini kau mengirimkan semua benda yang pernah diberikan oleh Al, Liam, dan entah siapa lagi... Am I right, D?"

"Mungkin, itu berlaku bagi laki-laki seperti Liam tapi menurutku tidak bagi Al. Alasannya? Kurasa kau sudah tahu, Lil." kataku mendadak pahit. "Mungkin, aku baper tapi setidaknya bisa move on walaupun perlu waktu lama..."

"Mmm, jika kau bertanya kepadaku apakah aku akan merelakan kau dengan orang lain, maka akan kujawab dengan lagu 'jadikan aku kedua'-nya Astrid walaupun mungkin agak berat biingggittts kalau kau akhirnya berjodoh dengan Al."

Aku tertawa lebar. "Cepat move on tapi baper, eh?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun