"Pintar dan baik hati?" ledekku sebal.
"Iya, susah D untuk mendefinisikannya secara detail. Dia itu lelaki yang penuh logika. Dia bilang tak mau menikahiku karena hanya cocok di satu segi, yaitu membahas hal itu. Dia mengaku memiliki banyak teman perempuan dan hanya kepadaku terbuka mengenai hal itu, sex education."
"Kalian pernah bertemu langsung?"
Nilam menggeleng.
"Mengapa?"
"Dia tak nyaman bertemu denganku. Dia bilang jika sudah nyaman dengan segala segi, maka akan bertemu denganku."
"Aneh. Dia mau menikahimu?"
Nilam menggeleng.
"Kau mencintainya, Lam?"
Nilam tersenyum penuh arti.
"Kau mau menikah dengannya?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!