"Keluarga yang lain?"
"Enggak tau," jawab si Kakek. Tampangnya tampak lelah sekaligus bingung.
"Coba ditelepon, Kek."
Kakek meninggalkan meja perawat tanpa mengatakan apapun. Beliau keluar ruangan dan mondar-mandir. Memikirkan darah siapa yang akan diambil untuk Istrinya.
Kami pulang, tidak mengetahui kabar si Kakek lebih lanjut.
Tapi, melihat bagaimana sabarnya Kakek menghadapi Nenek yang sakit dan pemarah ketika sakit, membuatku sadar bahwa lelaki baik, lelaki sabar, lelaki yang mau menemani di titik terendah itu masih ada.
Mereka masih ada.
Cerita Lelaki Kedua
Lelaki tua kedua saya jumpai ketika kakak saya masuk RS untuk yang kedua kali. Kala itu pukul 11 malam, ketika kami tiba.
Dua tempat tidur rumah sakit didekatkan dan keduanya diisi oleh sepasang kakek nenek.
Awalnya, saya kira yang sakit adalah si Kakek. Karena tanpa sengaja, saya melihat kaki Kakek besar sebelah, terkena kaki gajah.