Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menonton Film Indonesia di Bioskop, Masih Diminati?

9 Maret 2017   23:03 Diperbarui: 11 Maret 2017   16:00 2665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tjoet Nja’ Dhien, film Indonesia pertama yang saya tonton di masa kecil. (sumber: satujam.com)

The Prince Charles Cinema merupakan salah satu jaringan art house cinema, bioskop di Inggris yang memutar film-film independen dan film kelas festival. (Sumber: sheloveslondon.com)
The Prince Charles Cinema merupakan salah satu jaringan art house cinema, bioskop di Inggris yang memutar film-film independen dan film kelas festival. (Sumber: sheloveslondon.com)
Cerita Mas Riri Riza lain lagi. Di Singapura, bioskop-bioskop merupakan satu bangunan tersendiri yang terpisah dari pusat perbelanjaan atau mal. Sementara di Thailand, menurutnya negeri Gajah Putih itu punya 1500 layar untuk 15 juta penduduk. Rasionya jauh berbeda dengan Indonesia yang hanya punya 1000 layar untuk 250 juta penduduk. Mas Riri menyarankan, agar semakin banyak orang yang menonton di bioskop, para investor dihimbau untuk bekerjasama dengan PD Pasar Jaya atau gelanggang olahraga untuk memasang layar bioskop. Sehingga menonton film di bioskop bukan untuk kalangan menengah ke atas saja.

Saatnya Pegang Kendali Film Indonesia

Para sineas dan penikmat film sudah saatnya untuk pegang kendali seperti yang kini tengah digalakkan oleh Danamon demi keberlangsungan industri film tanah air. Hal tersebut dapat dimulai dari kegiatan sederhana seperti, ramai-ramai menonton film di bioskop. Bisa juga dengan mengadakan kegiatan nobar tematik dengan menggunakan ruang-ruang auditorium di pusat-pusat kebudayaan sekaligus mengundang praktisi film sebagai pembicara.

Selain itu, bisa juga kegiatan nobar ini dibarengi dengan workshopmembuat skenario secara berkala, atau pelatihan membuat film pendek. Bahkan jika memungkinkan, karya peserta workshop dilombakan dan pemenangnyamendapat hadiah kursus singkat sinematografi di luar negeri. Sasaran utama tentunya anak-anak muda, tetapi tidak juga menutup peluang bagi  kalangan lansia, orangtua untuk ikut serta. 

mengadakan workshop membuat film pendek bagi generasi muda Indonesia dapat membuat film-film Indonesia akan terus bertumbuh dan berkembang. (Sumber: riversidefestival.org.uk)
mengadakan workshop membuat film pendek bagi generasi muda Indonesia dapat membuat film-film Indonesia akan terus bertumbuh dan berkembang. (Sumber: riversidefestival.org.uk)
Jika semakin banyak generasi muda Indonesia yang memegang kendali dunia perfilman dalam negeri, maka film-film Indonesia akan terus bertumbuh dan berkembang, ceritanya pun juga makin variatif, sehingga semakin dihargai oleh bangsanya sendiri. Dengan kata lain, hal ini juga secara tidak langsung akan membuat masyarakat kita lebih memilih nonton film Indonesia di bioskop ketimbang di layar televisi apalagi menonton DVD bajakannya. Artinya mereka sadar bahwa membuat film itu mengeluarkan banyak tenaga, pikiran dan kreativitas, amat disayangkan jika kreativitas yang dibuat oleh orang Indonesia tidak dihargai oleh sesamanya. ***

Sumber Bacaan:

Jokowi Tantang Polisi Tangkap Mafia DVD Bajakan Bukan Cuma Pedagang Kecil

Jakarta Surga DVD Bajakan, Mudah Mencarinya Bahkan di Mal Ternama

Bioskop di Mal Ubah Kebiasaan Menonton Masyarakat Indonesia

Terima kasih kepada Mas Ekky Imanjaya atas kesediaannya menjawab pertanyaan-pertanyaan saya melalui e-mail. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah meluangkan waktu menjadi responden dan mengisi kuesioner yang saya edarkan :). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun