The Prince Charles Cinema merupakan salah satu jaringan art house cinema, bioskop di Inggris yang memutar film-film independen dan film kelas festival. (Sumber: sheloveslondon.com)
Cerita
Mas Riri Riza lain lagi. Di Singapura, bioskop-bioskop merupakan satu bangunan tersendiri yang terpisah dari pusat perbelanjaan atau mal. Sementara di Thailand, menurutnya negeri Gajah Putih itu punya 1500 layar untuk 15 juta penduduk. Rasionya jauh berbeda dengan Indonesia yang hanya punya 1000 layar untuk 250 juta penduduk. Mas Riri menyarankan, agar semakin banyak orang yang menonton di bioskop, para investor dihimbau untuk bekerjasama dengan PD Pasar Jaya atau gelanggang olahraga untuk memasang layar bioskop. Sehingga menonton film di bioskop bukan untuk kalangan menengah ke atas saja.
Saatnya Pegang Kendali Film Indonesia
Para sineas dan penikmat film sudah saatnya untuk pegang kendali seperti yang kini tengah digalakkan oleh Danamon demi keberlangsungan industri film tanah air. Hal tersebut dapat dimulai dari kegiatan sederhana seperti, ramai-ramai menonton film di bioskop. Bisa juga dengan mengadakan kegiatan nobar tematik dengan menggunakan ruang-ruang auditorium di pusat-pusat kebudayaan sekaligus mengundang praktisi film sebagai pembicara.
Selain itu, bisa juga kegiatan nobar ini dibarengi dengan workshopmembuat skenario secara berkala, atau pelatihan membuat film pendek. Bahkan jika memungkinkan, karya peserta workshop dilombakan dan pemenangnyamendapat hadiah kursus singkat sinematografi di luar negeri. Sasaran utama tentunya anak-anak muda, tetapi tidak juga menutup peluang bagi  kalangan lansia, orangtua untuk ikut serta.Â
mengadakan workshop membuat film pendek bagi generasi muda Indonesia dapat membuat film-film Indonesia akan terus bertumbuh dan berkembang. (Sumber: riversidefestival.org.uk)
Jika semakin banyak generasi muda Indonesia yang
memegang kendali dunia perfilman dalam negeri, maka film-film Indonesia akan terus bertumbuh dan berkembang, ceritanya pun juga makin variatif, sehingga semakin dihargai oleh bangsanya sendiri. Dengan kata lain, hal ini juga secara tidak langsung akan membuat masyarakat kita lebih memilih nonton film Indonesia di bioskop ketimbang di layar televisi apalagi menonton DVD bajakannya. Artinya mereka sadar bahwa membuat film itu mengeluarkan banyak tenaga, pikiran dan kreativitas, amat disayangkan jika kreativitas yang dibuat oleh orang Indonesia tidak dihargai oleh sesamanya. ***
Sumber Bacaan:
Jokowi Tantang Polisi Tangkap Mafia DVD Bajakan Bukan Cuma Pedagang Kecil
Jakarta Surga DVD Bajakan, Mudah Mencarinya Bahkan di Mal Ternama
Bioskop di Mal Ubah Kebiasaan Menonton Masyarakat Indonesia
Terima kasih kepada Mas Ekky Imanjaya atas kesediaannya menjawab pertanyaan-pertanyaan saya melalui e-mail. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah meluangkan waktu menjadi responden dan mengisi kuesioner yang saya edarkan :).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya