Uniknya, ketiga cerita film ini meskipun tidak saling berkesinambungan, dihubungkan dengan seorang tokoh yang di satu film menjadi tokoh figuran, namun di film berikutnya ia menjadi tokoh utama. Seperti Fa (diperankan Mew Nittha) gadis penggulung kabel yang tidak terlalu disorot di film Love at Sundown, ternyata menjadi tokoh sentral untuk film berikutnya, Still on My Mind. Begitu juga dengan Llong (diperankan Ter Chantavit), pada film Love at Sundown ia adalah pemuda punk rock penjaga sebuah toko jahit yang hanya tampil untuk satu adegan, kemudian menjadi pemeran utama untuk film New Year Greeting. Lalu bagaimana dengan tokoh utama Love at Sundown, Nine Naphat dan Violette Wautier? Keduanya dimunculkan lagi sekelebat dalam film terakhir yang ternyata adalah putra serta calon menantu bos perusahaan tempat Llong bekerja.
Kekuatan cerita yang sebenarnya mengangkat tema sederhana namun bisa saja terjadi dalam kehidupan nyata: kisah cinta sepasang remaja, kisah drama keluarga yang harus bertahan hidup setelah ditinggal orang tersayang, dan kisah seseorang yang kembali menapaki impiannya yang sempat terkubur. Ditambah lagi dengan, tidak hanya wajah para pemain yang rupawan, tetapi juga kualitas akting yang prima namun tidak berlebihan, menjadikan film terbaru negeri Gajah Putih ini layak mendapat applause. Jadi, nggak salah ‘kan kalau saya baper karena begitu terhanyut di dalamnya? ;)
Terlebih lagi, yang membuat saya kagum adalah sang raja Thailand yang dapat membuat rakyatnya mempersembahkan sesuatu yang terbaik, seperti keempat sutradara yang berkolaborasi dengan baik menghasilkan tiga cerita dikemas dalam sebuah film panjang. Keempat sutradara itu adalah: Chayanop Boonprakob dan Kriangkrai Vachiratamporn (Love at Sundown), Nithiwat Tharatorn (Still on My Mind), Jira Maligool (New Year Greeting).
Chayanop Boonprakob dan Kriangkrai Vachiratamporn menegaskan, “One of the best things that a filmmaker can do is to dedicate our work to the King. There is no reasons to be hesitant to make a film inspired by the King’s musical compositions.” (Satu hal terbaik yang dapat dilakukan seorang pembuat film adalah mempersembahkan hasil karya kita kepada sang Raja. Tidak ada alasan untuk bersikap ragu-ragu dalam menyutradarai sebuah film yang terinspirasi dari komposisi musik gubahannya).
Because music is the best gift you can give
Karena musik adalah kado terbaik yang dapat kau berikan
A gift for the first time we meet