Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

A Gift, Kado Persembahan Bagi Sang Raja

12 Januari 2017   23:47 Diperbarui: 13 Januari 2017   06:47 1808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raja Bhumibol yang sangat dicintai rakyat, diapit oleh Ratu Sirikit yang cantik. (foto: https://en.wikipedia.org/wiki/Bhumibol_Adulyadej)

Apa jadinya jika seorang pemimpin sangat dicintai rakyatnya sampai-sampai dibuatkan sebuah film sebagai rasa penghormatan untuknya saat ia telah tiada? Begitulah yang saya rasakan ketika mengikuti acara nobar Komik Kompasiana pada hari Senin 9 Januari 2017 yang lalu di Blitz Megaplex Jakarta. Sebelum film dimulai, para penonton diminta berdiri untuk mendengarkan dengan khidmat lagu berbahasa Thai yang dikumandangkan saat sang Raja mangkat, dengan gambar di layar rakyat yang menyemut mengheningkan cipta mengantarkan kepergiannya.

                                                                                                       Foto diambil dari sini: https://en.wikipedia.org/wiki/Bhumibol_Adulyadej

Tapi, film yang ditayangkan pada acara Nobar Komik tersebut bukan film biografi mengenai sang Raja Thailand yang baru saja mangkat sekitar setahun yang lalu. Film berdurasi 2 jam 25 menit ini adalah sebuah film semi-musikal yang melantunkan lagu-lagu ciptaan mendiang Yang Mulia Bhumibol Adulyadej. Ya, sang Raja adalah seorang pencinta seni yang ternyata mahir menggubah lagu-lagu, yang menurut saya, easy listening banget! Bahkan untuk penikmat modern lifestyle termasuk saya ;).

Mari kita dengarkan dulu Love at Sundown yang aslinya berirama jazz blues berikut (video ini diambil dari akun YouTube HM King Bhumibol Music di sini: https://www.youtube.com/channel/UCCWnH-KuJ1f-025jGhfyLMw)


Meskipun dinyanyikan dalam bahasa Thai, tiga buah lagu yang dinyanyikan dalam tiga buah film cerita sangat enak untuk diikuti iramanya: mulai dari gaya a capella untuk lagu Love at Sundown dalam film pertama, Still on My Mind yang didominasi permainan piano melankolik romantik dalam film kedua, dan New Year Greeting yang beraliran pop ska dalam film ketiga sebagai film penutup.

Nah, lagu Love at Sundown berikut telah diubah ke versi a capella untuk film pertama dari ketiga rangkaian film A Gift: (video ini diambil dari akun rumah produksi film ini, GDH, di sini: https://www.youtube.com/channel/UC_rENyV7n1gtp6pPKpvuXGg)


Sama-sama ear catching, 'kan? ;)

Bagaimana dengan filmnya? Seperti judul lagunya, film pertama bercerita tentang kisah cinta romantis yang terjalin antara muda-mudi menjelang matahari terbenam. Dibumbui dengan flirting alias sang cowok menggoda si cewek yang baru saja patah hati, dilatari acara gladi resik untuk acara gala di malam hari, yang mengharuskan mereka menjadi pasangan. Film kedua, kisah sebuah keluarga yang terdiri dari ayah yang menderita Alzheimer berusaha bertahan hidup dengan seorang anak perempuan, bersama-sama mengenang sang ibu dengan memainkan lagu favorit almarhumah. Lagu itu menjadi lagu kenangan mendiang ibu dengan ayahnya yang semakin hari semakin pikun dan selalu menganggap belahan jiwanya itu masih ada. Film ketiga mengisahkan seorang pemuda yang pernah memupus impiannya menjadi musisi dan banting stir menjadi pekerja kantoran, lalu bangkit kembali menggubah sebuah musik untuk merayakan pergantian tahun bersama para koleganya, yang ternyata juga sama-sama hobi bermain musik.

A Gift, tiga cerita yang dikemas dalam sebuah film dengan benang merah lagu-lagu ciptaan Raja Bhumibol. (foto poster: dokumentasi yang dikirimkan panitia Komik Kompasiana )
A Gift, tiga cerita yang dikemas dalam sebuah film dengan benang merah lagu-lagu ciptaan Raja Bhumibol. (foto poster: dokumentasi yang dikirimkan panitia Komik Kompasiana )
                                                                                                           foto poster: dokumentasi yang dikirimkan panitia Komik Kompasiana

Uniknya, ketiga cerita film ini meskipun tidak saling berkesinambungan, dihubungkan dengan seorang tokoh yang di satu film menjadi tokoh figuran, namun di film berikutnya ia menjadi tokoh utama. Seperti Fa (diperankan Mew Nittha) gadis penggulung kabel yang tidak terlalu disorot di film Love at Sundown, ternyata menjadi tokoh sentral untuk film berikutnya, Still on My Mind. Begitu juga dengan Llong (diperankan Ter Chantavit), pada film Love at Sundown ia adalah pemuda punk rock penjaga sebuah toko jahit yang hanya tampil untuk satu adegan, kemudian menjadi pemeran utama untuk film New Year Greeting. Lalu bagaimana dengan tokoh utama Love at Sundown, Nine Naphat dan Violette Wautier? Keduanya dimunculkan lagi sekelebat dalam film terakhir yang ternyata adalah putra serta calon menantu bos perusahaan tempat Llong bekerja.

Nine Naphat dan Violette Wautier sebagai muda-mudi yang jatuh cinta dalam Love at Sundown. (foto: dok.Kompasiana)
Nine Naphat dan Violette Wautier sebagai muda-mudi yang jatuh cinta dalam Love at Sundown. (foto: dok.Kompasiana)
                                                                                                                foto: dokumentasi yang dikirimkan panitia Komik Kompasiana

Kekuatan cerita yang sebenarnya mengangkat tema sederhana namun bisa saja terjadi dalam kehidupan nyata: kisah cinta sepasang remaja, kisah drama keluarga yang harus bertahan hidup setelah ditinggal orang tersayang, dan kisah seseorang yang kembali menapaki impiannya yang sempat terkubur. Ditambah lagi dengan, tidak hanya wajah para pemain yang rupawan, tetapi juga kualitas akting yang prima namun tidak berlebihan, menjadikan film terbaru negeri Gajah Putih ini layak mendapat applause. Jadi, nggak salah ‘kan kalau saya baper karena begitu terhanyut di dalamnya? ;)

Mew Nittha yang bertahan hidup bersama sang ayah penderita Alzheimer sepeninggal ibunya. Sunny Suwanmethanont masuk ke dalam kehidupan mereka sebagai tukang stem piano dan juga penyemangat bagi keduanya. (foto: dokumentasi yang dikirimkan panitia Komik Kompasiana)
Mew Nittha yang bertahan hidup bersama sang ayah penderita Alzheimer sepeninggal ibunya. Sunny Suwanmethanont masuk ke dalam kehidupan mereka sebagai tukang stem piano dan juga penyemangat bagi keduanya. (foto: dokumentasi yang dikirimkan panitia Komik Kompasiana)
                                                                                                               foto: dokumentasi yang dikirimkan panitia Komik Kompasiana

Terlebih lagi, yang membuat saya kagum adalah sang raja Thailand yang dapat membuat rakyatnya mempersembahkan sesuatu yang terbaik, seperti keempat sutradara yang berkolaborasi dengan baik menghasilkan tiga cerita dikemas dalam sebuah film panjang.  Keempat sutradara itu adalah: Chayanop Boonprakob dan Kriangkrai Vachiratamporn (Love at Sundown), Nithiwat Tharatorn (Still on My Mind), Jira Maligool (New Year Greeting).

Ter Chantavit yang kembali bersemangat mengejar mimpi setelah didukung kolega-koleganya yang ternyata juga bisa main alat musik! ( foto: dokumentasi yang dikirimkan panitia Komik Kompasiana)
Ter Chantavit yang kembali bersemangat mengejar mimpi setelah didukung kolega-koleganya yang ternyata juga bisa main alat musik! ( foto: dokumentasi yang dikirimkan panitia Komik Kompasiana)
                                                                                                                  foto : dokumentasi yang dikirimkan panitia Komik Kompasiana

Chayanop Boonprakob dan Kriangkrai Vachiratamporn menegaskan, “One of the best things that a filmmaker can do is to dedicate our work to the King. There is no reasons to be hesitant to make a film inspired by the King’s musical compositions.” (Satu hal terbaik yang dapat dilakukan seorang pembuat film adalah mempersembahkan hasil karya kita kepada sang Raja. Tidak ada alasan untuk bersikap ragu-ragu dalam menyutradarai sebuah film yang terinspirasi dari komposisi musik gubahannya).

Komikers berfoto bersama sebelum film dimulai. (foto diambil dari akun FB Komik Kompasiana https://www.facebook.com/groups/398289883564976/)
Komikers berfoto bersama sebelum film dimulai. (foto diambil dari akun FB Komik Kompasiana https://www.facebook.com/groups/398289883564976/)
                                                                                   Foto diambil dari akun FB Komik: https://www.facebook.com/groups/398289883564976/

Because music is the best gift you can give

Karena musik adalah kado terbaik yang dapat kau berikan

A gift for the first time we meet

Kado untuk kita yang pertama kali bertemu

A gift of happiness

Kado untuk kebahagiaan

A gift of encouragement

Kado untuk memberikan semangat

Video trailer ini diambil dari akun Youtube rumah produksi GDH yang membuat film ini: video ini diambil dari akun rumah produksi film ini, GDH, di sini: https://www.youtube.com/channel/UC_rENyV7n1gtp6pPKpvuXGg

***

Genre                : Komedi Romantis
Durasi             : 144 menit
Tanggal Rilis        : 11 Januari 2017

Para Pemain :
- Nine - Napat Siangsomboon
- Violette Wautier (Heart Attack, The Swimmers)
- Sunny Suwanmethanont (Heart Attack, I Fine Thank You Love You, Seven Something)
- Mew Nittha Jirayungyurn (One Day)
- Ter Chantavit Dhanasevi (One Day, ATM, Hello Stranger, Hormones, Coming Soon)
- Noona Neungthida Sophon (Hello Stranger)

Sutradara :
-    ‘Love At Sundown’ : Chayanop Boonprakob (Suckseed, May Who) & Kriangkrai Vachiratamporn
-    ‘Still On My Mind’ : Nithiwat Tharatorn (My Girl, The Teacher’s Diary)
-    ‘New Year Greeting’ : Jira Maligool (The Tin Mine, Seven Something)

Foto diambil dari akun FB Komik https://www.facebook.com/groups/398289883564976/
Foto diambil dari akun FB Komik https://www.facebook.com/groups/398289883564976/
Logo Komik Kompasiana diambil dari akun FB Komik https://www.facebook.com/groups/398289883564976/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun