Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Long Weekend di Cirebon: Geliat Wisata Kota Pesisir (bagian 3 - Habis)

30 September 2016   11:28 Diperbarui: 30 September 2016   11:39 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empal Gentong Cirebon a la Hotel Neo Samadikun. (foto: dok.pri)

            Untungnya seorang mbak-mbak berjilbab dengan senyum polos menjawab, “Nggak ada, Mba. Tapi ada namanya Taksi Bhineka.”

            Lalu saya teringat, sebelum kami tadi memasuki pelataran masjid, saya sempat melihat sebuah mobil minivan yang keluar dari halaman masjid menuju ke jalan raya, dengan tulisan Bhineka pada kaca belakang

            “Taksi di sini ukurannya besar, Mba, bisa muat banyak,” imbuh temannya yang lain lagi, yang berdiri di samping produk susu pelangsing, seorang pria muda berkacamata.

            “Ada nomor teleponnya, nggak?!” sembur teman saya.

            “Ada, Mba, sebentar ya.” Lalu pria itu mengeluarkan notes, dan meminta si mbak berjilbab mencarikan nomor telepon taksi di HP-nya.

            Singkat cerita, setelah dua kali menelpon, akhirnya kami dapatkan jugalah sebuah taksi yang dalam waktu sekitar lima belas menit akan meluncur ke masjid ini. Sambil menunggu, tiba-tiba pria muda berkacamata itu membawa selebaran brosur ke hadapan kami. “Mbak, hari Minggu besok ada acara, nggak? Kalau nggak ada, Mbak bisa ikut kegiatan kami nih, bermanfaat juga, bla bla…”

            Saya melirik ke brosur susu pelangsing yang digenggamnya. Buset, malah jualan dagangannya ke kita nih orang..

            Raut wajah teman saya semakin terlihat bete. Menahan amarah, teman saya malah menjawab dengan nada yang disabar-sabarkan, “Kami ini dari Jakarta, Mas. Nanti malam sudah kembali ke Jakarta. Maaf ya,” jawabnya singkat dengan senyum dipaksakan.

            Pemuda berkacamata itu hanya meringis, “Oh, dari Jakarta, Mba..” lalu ia kembali ke stand-nya, masih sambil tersenyum.

Luar biasa deh orang Cirebon ini, pikir saya. Kalau di Jakarta, seorang sales macam dirinya pasti akan pantang menyerah memburu kita untuk menawarkan produknya, atau setidaknya membujuk kita sampai mau untuk sekadar mengikuti acaranya supaya pada akhirnya kita tertarik dan membeli produk tersebut.

Suasana di dalam Batik Trusmi yang penuh sesak dengan pengunjung. (foto: dok.pri)
Suasana di dalam Batik Trusmi yang penuh sesak dengan pengunjung. (foto: dok.pri)
Lima belas menit kemudian, setelah sebelumnya saya ditelpon balik oleh Taksi Bhineka, sebuah mobil minivan berwarna hitam dengan tulisan Bhineka pada kaca depan bagian atas, warna merah nggonjreng pada kap mobil depan, datang menyambut kami di halaman. Alhamdulillah, kami luaarrr biasa senangnyaaa!!! Setelah berpanas-panas ria dengan becak yang ngeyel bukan tapi nyenengin juga enggak, kami seperti mendapat suntikan angin segar berada di dalam mobil minivan yang dapat memuat delapan orang dengan dua kursi depan, jok memanjang di tengah serta belakang yang terasa lapang. Plus AC! Setelah beberapa menit berkeluh-kesah tentang kelakuan si abang becak kepada si pengemudi taksi yang bernama Pak Doni, saya pun terlelap saking lelahnya, ha ha ha…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun