Mohon tunggu...
Dina Friska Pakpahan
Dina Friska Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Guru

Smart, Smile, and Share Together

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dengan Model Problem Based Learning pada Materi Listrik Statis di kelas XII SMA N1 Singkup

25 September 2022   19:28 Diperbarui: 25 September 2022   19:30 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

LK 3.1 Menyusun Best Practices


Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SMA N1 SINGKUP, KALIMANTAN BARAT

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Atas

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan minat belajar siswa dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Materi Listrik Hukum Coulomb di kelas XII IPA SMA N1 Singkup

Penulis

Dina Friska Samosir, S.Pd

Tanggal

12 September 2022

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

  • Media yang digunakan guru sangat terbatas dan kurang menarik sangat
  • Guru belum maksimal dalam menerapkan Model Pembelajaran yang inovatif sesuai pembelajaran abad 21
  • Metode pembelajaran yang digunakan lebih banyak ceramah

Menurut Oemar Hamalik (2009) dalam bukunya Proses Belajar Mengajar menyatakan motivasi memiliki dua komponen, yaitu:

1. Komponen dalam (inner component) Komponen dalam adalah perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas, dan ketegangan psikologis. Komponen dalam merupakan kebutuhan -- kebutuhan yang ingin dipuaskan.

2. Komponen Luar (Outner component) Apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Komponen luar merupakan tujuan yang hendak dicapai.

Dari sini Penulis mengangkat masalah motivasi belajar Fisika anak yang kurang jika ditinjau dari faktor ekternal yaitu dari ketiga poin diatas, yakni Media pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik (pada umumnya menggunakan  papan tulis) , pemanfaatan model pembelajaran yang kurang maksimal dan tidak inovatif dan metode yang digunakan ceramah.

Dari poin di diatas, Penulis merasa perlu melakukan sesuatu yang urgen dengan  mengembangkan berbagai cara untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yang rendah, salah satunya misalnya dengan pemilhan media pembelajaran yang menarik dan memasukkannya dalam model pembelajaran inovatif sesuai pembelajaran abad 21, misalnya model Project Based Learning, model Problem Based Learning atau model lain yang sesuai konten materi.

Model Pembelajaran Problem Based Learning sangat efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Beberapa alasannya adalah pada model ini, dituntut siswa untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelajaran fisika dan siswa menemukan solusinya melalui eksperimen ataupun diskusi serta pengambilan data dari berbagai literasi. Dalam model PBL ini juga, siswa ditantang untuk berpikir kritis dalam mengolah dan menyajikan hasil dengan bahasa dan pemahamannya sendiri. Selain itu pada tahapan PBL kolaborasi guru dan Peserta didik terlihat jelas pada saat pendampingan mengolah hasil pemecahan masalah. Guru juga leluasa menggunakan media yang digunakan. Baik menggunakan HP ataupun media lain yang dipastikan siswa akan mudah menggunakannya melalui pendampingan guru.

Tanggungjawab dan peran guru sangat dituntut dalam proses pembelajaran ini, mulai merancang perangkat pembelajaran berupa media pembelajaran, pemilihan mdel, pembuatan bahan ajar, LKPD, rubrik penilaian, serta didalam pelaksanaannya guru harus tetap mengontrol kegiatan serta mengevaluasi keseluruhan proses kegiatan untuk melihat keefektifan penggunaan media dan model ini untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Pendidikan di era revolusi Industri 4.0 harus diimplementasikan ke dalam kurikulum. Kurikulum membuka jendela pengetahuan yang luas melalui berbagai media dan sarana yang mendukung, misalnya pemanfaatan internet. Peserta didik dan guru akan memiliki referensi dan literasi yang luas dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model Problem Based Learning. Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan cara menemukan  sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam Model Problem Based Learning siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, Problem Based Learning membelajarkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 

Dalam pembelajaran abad 21, tenaga pendidik harus berperan maksimal dalam merancang dan mengembangkan pengalaman belajar serta penilaian secara manual dan digital dengan mengintegrasikan berbagai alat dan sumber belajar, media yang sesuai konten materi sehingga peserta didik terdorong untuk berfikir kritis dan kreatif. Tantangannya ini harus mampu dilewati oleh guru dengan tetap mengupgrade pengetahuan paedagogik dan profesionalismenya serta harus mengikuti perkembangan teknologi terbaru.

Menurut hasil wawancara dengan Dosen Pakar (Dr Okianna, M.Si), guru harus bekerja ekstra untuk mengatasi berbagai kendala yang dihadapi di dalam pembelajaran, penggunaan media atau strategi pembelajaran yang tepat yang harus dikembangkan oleh guru sesuai bidang pelajarannya.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.

1. Merancang perangkat pembelajaran dengan terlebih dahulu berdiskusi dengan dosen, guru pamong, rekan sejawat. Hal hal yang dilakukan antara lain

  • Pemetaan KD
  • Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas XII IPA
  • Analisis Target Kompetensi

Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi

  • Pemilihan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dipilih adalah Problem Based Learning. Model pembelajarn Problem Based Learning memiliki sintaks sebagai berikut:

Orientasi peserta didik pada masalah;

Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;

Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.  

2. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah pada tanggal 12 September 2022 dengan berkoordinasi dengan pihak sekolah dan rekan sejawat sebagai observer di kelas.

4. Guru melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan selama melaksanakan kegiatan pembelajaran.

5. Guru membagikan angket minat belajar siswa yang diberikan sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL) untuk mengukur besarnya minat siswa pada pelajaran fisika.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Hasil 

Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan secara berdikusi dengan guru dan teman sekelompok.

2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.

3. Setelah menggunakan media Virtual Lab PhET, peserta didik sangat antusias dalam pengambilan data dan memaparkan hasil pemecahan masalahnya.

4. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning peserta didik termotivasi untuk belajar Fisika. Hal ini terlihat dari angket yang meningkat 20%.

5. Peserta didik yang selama ini juga hanya menggunakan buku siswa sebagai satu satunya sumber bahan ajar, tetapi dengan diterapkannya Model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan TPACK, terlihat siswa antusias mencari sumber dari termasuk dengan menggunakan jaringan internet.

6. Selama ini guru cenderung menjelaskan materi dengan papan tulis tetapi dengan menerapkan model Problem Based Learning dengan media Virtual Lab PhET, guru semakin tertantang untuk menggunakan media lain yang menarik.

Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan dipengaruhi oleh

1. Kemampuan guru dalam menguasai model Problem Based Learning.

2. kemampuan guru dalam mengkoordinir siswa berkolaborasi dan terlibat aktif dalam kelompok, dan terutama pendampingan dalam membimbing penyelidikan.

3. Kemampuan guru dalam memilih media yang menarik sesuai konten materi pelajaran

4. Kerjasama dari keseluruhan pihak masukan baik Dosen, guru pamong, Pakar, pihak Sekolah dan sarana pendukung lainnya.

Dampak

Rencana tindak lanjut setelah kegiatan ini adalah saya akan berbagi hasil best practise "Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Problem Based Learning (PBL) pada materi Listrik Statis di kelas XII IPA SMA Negeri 1 Singkup" pada laman Kompasiana, guru berbagi dan media sosial lainnya serta penulis melaporkan hasil kegiatan PPL kepada kepala sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun