a.Mulai Hari Sabtu sebelum Minggu Palma semua salib, patung dan gambar-gambar yang berada di dalam gereja ditutup atau dibungkus dengan kain berwarna ungu atau merah.Â
b. Penyediaan daun-daun palma: menurut Pastor Paroki, masing-masing orang mempersiapkan dan membawa daun palmanyaÂ
c.  Kisah dibacakan hanya oleh 3 orang: Imam, Narator, Orang  banyak/Petrus, Pilatus dll. Kisah Sengsara diambil dari Lectionarium Minggu Palma dan dicopy hanya untuk petugas.Â
d. Umat yang terhalang hadir mengikuti upacara Minggu Palma diperkenankan memperoleh daun-daun palma yang telah diberkati melalui salahseorang anggota keluarga, tetangga atau Pengurus Lingkungan atau Komunitas Kerasulan Kategorial.Â
2. Kamis Putih
Perayaan Mengenang Pendirian Sakramen Ekaristi atau Kamis Suci, dilaksanakan menggunakan Rumus Umum Kamis Putih dengan ketentuan:Â
a. Dipastikan bahwa Sebelum Misa, Hasil penghematan dan pantang-puasa dalam celengan telah diserahkan ke Paroki. Kolekte pada Hari Kamis Putih "dapat diadakan sumbangan bagi kaum miskin" (Litterae Circulares.. No: 52) sebagai salahsatu wujud dari Ubi Caritas Deus ibi est.
b. Upacara pembasuhan kaki, ditiadakanÂ
c. Setelah Umat selesai menerima Komuni Kudus, sebelum Doa Sesudah Komuni, imam langsung menyimpan Sakramen Mahakudus ke dalam Tabernakel. Prosesi Sakramen Mahakudus ke tempat Penyimpanan Sementara Sakramen Mahakudus atau altar samping, ditiadakan. Â
d. Sejauh dapat diusahakan, sangat tepat dan amat baik kalau orang sakit dapat menerima di rumahnya komuni kudus yang diantarkan oleh prodiakon.
e. Adorasi atau tuguran secara pribadi maupun Komunitas Lingkungan atau Pastoral Kategorial, dapat dilaksanakan dengan mematuhi prokes: memakai masker, menggunakan hand sanitizer dan menjaga jarak. Sesuai ketentuan Gugus Tugas Covid 19, Umat tidak boleh berada lama-lama di dalam dan lingkungan Gereja, demi mengurangi kerumunan.Â