Di sudut ruangan itu
Aku duduk sendiri menikmati alunan musik taize kesukaanku
Teringat olehku sosok lelaki yang baru saja bertelepon denganku
Sosok lelaki yang selalu merindukanku untuk pulang
Sosok lelaki yang tiada henti menasehati aku
Dinginnya malam yang disertai hujan
Seolah engkau hadir memeluk hangat tubuh ini
Rindukupun semakin menjadiÂ
Dan Air mata berderai tiada henti mengingat semua nasihat indahmu
Kuulang kembali kalimat-kalimat indah itu
Kuhadirkan engkau dihadapanku lewat fotomu yang telah kubingkaiÂ
Kulihat dan kudengarkan engkau berucap padakuÂ
Nak...
Kamu tidak perlu untuk berlomba lebih hebat dari orang lain
Kamu hanya perlu lebih baik dari dirimu yang kemarin
Jika kemarin kamu mengeluh sepanjang hari
Hari ini belajarlah untuk bersyukur
Jika kemarin kamu lebih banyak emosi
Hari ini belajarlah untuk sabar
Nak..
Orang lain tidak menjadi tolak ukur bagimu
Tolak ukurmu adalah dirimu yang kemarin
Kalau kamu gagal ingatlah akan ayah
Yang tak pernah berhenti berjuang untukmu
Jadi diri sendiri lebih baik daripada kamu pura-pura menjadi orang lain
Ini harus ayah katakan..
Karena tak ada orang lain yang kan memberitahumu kecuali ayah
Tetap semangat ya..
Trimakasih ayah
Semoga engkau tetap sehat dan bahagia
GH'24Okt 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H