Pilihan nilai religius sebagai suatu bentuk hidup mengugkapkan hidup "hanya pada Allah", suatu persembahan tanpa syarat kepadanya. Dalam penghayatan kaul kemurnian ini, hanya satu hal saja yang saya kehendaki yakni Kristus.Â
Kaul kemurnian yang saya ikrarkan sebagai bentuk jawaban saya atas Cinta Allah. Dengan kata lain, hanya satu motivasi yakni ingin menjadi pengikut-Nya yang sejati.
Bagi seorang religius, kemurnian adalah cara hidup yang dipilih dengan kehendak bebas demi Kerajaan Allah. Hidup murni yang dimaksudkan untuk memusatkan diri pada perkara Ilahi dan menjauhkan diri dari perkara duniawi. Kaul kemurnian merupakan tugas untuk mencintai diri dan orang lain, menjalin persahabatan yang saling menghormati.
Bagaimana dengan motivasi? Keinginan untuk menjadi seorang biarawati adalah impian terdalam saya. Keinginan ini terungkap dalam kesetiaan terhadap janji kaul kemurnian yang saya ikrarkan. Menjaganya dengan hati yang bebas, tanpa dipaksa oleh orang lain.Â
Contohnya dalam pergaulan dengan orang-orang di luar komunitas saya selalu menjaga status saya sebagai seorang biarawati, menjaga jarak dalam pergaulan dengan lawan jenis.Â
Lewat kaul kemurnian ini saya ingin mempersembahkan dan membaktikan diri secara penuh kepada Tuhan. Hanya satu saja yang hendak saya capai yakni Kristus. Akan tetapi, saya sadari bahwa begitu banyak tawaran dunia yang menggiurkan. Tawaran-tawaran yang seakan-akan menuntut saya untuk mengikuti tren, perubahan zaman dan gaya zaman sekarang.Â
Baca juga: Kenaikan Yesus, antara Harapan dan Jaminan bagi Manusia
Dalam menyikapi tawaran-tawaran dunia ini, lantas saya bertanya dalam hati: apakah jalan hidup yang sedang saya jalani dan pilih ini bertentangan dengan realitas yang tengah terjadi dan berlangsung sekarang ini? Dan apakah saya dibilang ketinggalan zaman? Jawaban yang saya temukan adalah tidak. Sama sekali tidak bertentangan dengan zaman.Â
Terhadap pertanyaan di atas saya berani mengatakan ini soal pilihan hidup. Pilihan hidup yang tidak ditentukan oleh perkembangan zaman/oleh orang lain.Â
Pilihan hidup yang lahir dari suatu kesadaran pribadi dan kesadaran pribadi inilah yang mendorong sehingga saya berani mengikrarkan dan menghayati kaul-kaul kebiaraan terutama kaul kemurnian.
Saya terinspirasi dari ungkapan seorang kudus yang mengatakan: "janganlah engkau mengharapkan untuk memiliki dunia, karena dunia bukan milikmu." Kata-katanya ini sungguh menarik dan menyentuh hati saya. Di samping menarik dan menyentuh juga menantang.Â
Menantang karena apakah saya mampu menghayati kaul kemurnian di tengah realita dan zaman ini? Sebagai manusia saya sadari dan akui bahwa ada juga keinginan dan hasrat untuk mengalami seperti yang dialami oleh orang-orang yang tidak menempuh jalan kusus seperti ini.Â
Dunia saya ini seolah-olah berbeda dunia orang yang bukan biarawati. Namun, di balik ungkapan ini, tersirat suatu makna yang mendalam, menguatkan dan meneguhkan saya yakni tawaran-tawaran dunia menjadi tidak berarti apa-apa sekalipun baik dan indah, ketika saya hanya memiliki Yesus dalam hidup dan hidup bersatu dengan-Nya.
Salam
Kaul artinya janji kepada Allah yang dibuat dengan tekad bulat dan kehendak bebas mengenai sesuatu yang mungkin dan lebih baik harus dipenuhi demi keutamaan religi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H