Mohon tunggu...
Dina Cahyaningrum
Dina Cahyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

saya tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan psikologi, sosial, sejarah, maupunn budaya pada suatu wilayah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Proses Adaptasi Siswa Sekolah Formal di Lingkungan Pondok Pesantren Menurut Teori Talcott Parsons dan Alfarabi

23 Juni 2024   06:17 Diperbarui: 23 Juni 2024   06:23 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahap ini dilakukan pendeskripsian sekumpulan informasi setelah dilakukan proses verifikasi data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami. Tahap ini dilakukan agar dapat informasi yang diperoleh dapat diambil kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian kualitatif. Kesimpulan yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan kekokohannya. Proses pengambilan data penulis dalam mengambil kesimpulan harus menggunakan pendektan emik, yaitu dari kacamata key information, dan bukan penafsiran makna menurut pandangan peneliti (pandangan etik).

Hasil

Pengaruh budaya pesantren terhadap adaptasi siswa baru dari sekolah formal dapat dilihat dari perspektif pendidikan. Pendidikan di pondok pesantren berbeda dari pendidikan di sekolah formal. Pendidikan di pondok pesantren mempunyai tingkat kekuatan yang lebih tinggi dari pendidikan di sekolah formal. 

Siswa baru dari sekolah formal akan mengalami perbedaan dalam pendidikan yang ada di lingkungan pondok pesantren. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tingkat budaya islam yang ada di kedua lingkungan tersebut. Untuk memahami dan menghormati kebiasaan dan aturan aturan baru yang ada di lingkungan pondok pesantren, siswa dapat mengikuti pelajaran dan pelatihan yang diberikan oleh guru dan pendidik. 

Siswa juga dapat mengikuti contoh dan pandangan guru dan pendidik. Mereka tidak hanya mengenal dan mengakui tata cara yang berdasarkan ajaran Islam semata, tetapi mereka diharapkan mampu memahami bahwa ada tata cara yang lain yang mungkin berbeda.

Pada saat menjalani masa adaptasi siswa akan menghadapi berbagai hambatan, salah satunya adalah hambatan pada komunikasi. Santri juga memiliki pengaruh dalam komunikasi sebagai mungkin seperti komunikasi antara santri dengan kyai atau dengan ustadz, santri dengan teman sesama santri atau teman sekamar tapi tidak semua dari mereka itu bisa langsung beradaptasi terhadap hal baru apalagi kan ngga semua anak itu pernah hidup didalam lingkungan pondok, nah mereka yang bukan dari lingkungan pondok mumgkin akan kaget dengan hal baru yang ada di dalam pondok pesantren tersebut sehingga membuat mereka susah untuk berkomunikasi. Dalam komunikasi yang efektif, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan yaitu respect, emphaty, audible, clarity, dan humble.

Simpulan

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa proses adaptasi ini melibatkan berbagai aspek, termasuk perubahan pola hidup, tuntutan belajar yang tinggi, dan tekanan psikologis. Santri baru perlu memiliki kesabaran, niat yang baik, dan dukungan dari teman dan pengurus pesantren untuk mengatasi hambatan-hambatan ini. Dengan semangat dan ketekunan, mereka dapat beradaptasi dengan baik dan meraih kesuksesan dalam pendidikan agama dan pendidikan formal di pesantren.

Bawani, Imam. Segi-Segi Pendidikan Agama Islam Indonesia. (Jakarta: 198)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun