Perusahaan kan pasti memiliki SDM yang memadai dan mumpuni, kenapa kok masih menggaet penulis dari luar?
Meski memiliki SDM yang terbilang sangat cukup mumpuni, namun tidak semua perusahaan aktif pada website resminya, alias sebatas berisi infromasi penting mengenai perusahaan saja.
Di sisi lain, adanya keinginan internal yang benar-benar menginginkan kerja sama dengan penulis pilihannya, entah karena memiliki bidang yang selaras, penulis yang memiliki branding kuat sehingga dinilai bisa membantu perusahaan.
Ada juga seperti pengalaman pribadi, ketika bertemu dan bekerja sama dengan perusahaan seperti model di atas, yakni karena internal perusahaan yang fokus pada sisi/aktivitas lainnya yang sudah tetap, jadi tidak memiliki divisi khusus untuk ranah penulisan atau content writer.
Branding dan Media Penulis
Selanjutnya, yakni kerja sama yang murni menggunakan nama/branding penulis dan menggunakan media yang biasa dipakai oleh si penulis.
Model kerja sama ini, biasanya dalam bentuk review atau topik khusus dari perusahaan. Bisa berawal dari sebuah product, ataupun murni pada topik/pembahasan yang diminta perusahaan.
Dalam bentuk ini, perusahaan memberikan keleluasaan kepada penulis karena sepenuhnya sudah percaya, baik dari sisi pendalaman materi ataupun gaya penulisan. Sebab, sebelum memberi penawaran, biasanya perusahaan sudah menilai atau stalking karya-karya si penulis, jadi tidak ada keraguan lagi dan memberikan kebebasan dalam berkarya.
Jika, sepenuhnya percaya kepada penulis, lantas adakah hal utama yang diajukan oleh perusahaan saat memberi penawaran pada bentuk ini?
Meski mengikuti sistem penulis, tentu tetap ada hal yang utama diajukan perusahaan, yakni seperti penekanan kedalaman materi, penekatan kata kunci (mengikuti saran perusahaan), judul (biasanya akan ada request / saran dari perusahaan), dan waktu pengerjaan + waktu publish artikel.
Endorsement Penulis
Kerja sama lebih spesifik yang biasa ditawarkan kepada penulis yakni endorsement, baik dari perusahaan atau bahkan perorangan.
Jika, endorsement yang sering kita lihat di media sosial (influencer/selebriti) dominan menampakan wajah dan penjelasan detail melalui lisan, maka beda halnya dengan dunia penulisan, yakni sudah pasti full berupa bentuk tulisan.