Ketika mendengar kata kerja sama terutama endorsement, agaknya sebagian besar dari kita langsung tertuju pada seorang influencer atau selebriti yang biasanya kerap melakukan aktivitas promosi, baik product ataupun jasa yang dijalankan melalui media sosial pribadinya.
Tapi, siapa sangka, kerja sama dan endorsement juga ada di dunia penulis, lho!
Diluar dari ranah penulisan buku dan media, seorang penulis kerap dilirik dan dijadikan sebagai tokoh pilihan oleh perusahaan (non-media) tertentu.
Biasanya, perusahaan (non-media) melirik dan mangajak kerja sama penulis untuk tujuan tertentu, seperti mempromosikan product, keperluan internal perusahaan, hingga kebutuhan riset pada bidang tertentu yang dikuasai oleh penulis.
Kerja sama dan endorsement sendiri belum dikenal lebih jauh oleh sebagian penulis, sebab setiap penulis memiliki fokus pada media tertentu. Seperti fokus pada penulisan buku saja, atau menulis pada beberapa media berita ataupun blog.
Selain itu, kerja sama dan endorsement tentunya datang secara tiba-tiba, yang membuat penulis (khususnya pemula) terkadang bingung harus melakukan apa jika ditawari beragam kerja sama. Selain belum memiliki banyak pengalaman, juga tabu akan langkah yang tepat untuk bisa menerima sekaligus menjalaninya.
Berikut, seluk-beluk kerja sama antar perusahaan dan penulis, beserta poin-poin yang harus diperhatikan, (plus) kekuatan apa yang membuat penulis bisa dilirik perusahaan.
Bentuk Kerja Sama Antara Perusahaan dengan Penulis
Kerja sama yang ditawarkan perusahaan kepada penulis biasanya ada 2 bentuk, yakni diajak kerja sama untuk kebutuhan ranah internal perusahaan, atau pure atas nama penulis dan menggunakan media yang biasanya dipakai oleh si penulis.
Internal Perusahaan
Kerja sama untuk kebutuhan internal perusahaan, yakni dengan maksud menggaet penulis untuk keperluaan media (website resmi) milik perusahaan dan fokus pada satu bidang. Penulis biasanya ditawari untuk menulis sebuah artikel dengan topik yang diminta perusahaan.
Ketika ditawari kerja sama ini, biasanya juga terbagi 2 kemungkinan, yakni perusahaan tidak meminta untuk mencantumkan nama penulisnya (jadi seperti pure seakan yang menulis adalah bagian perusahaan itu sendiri), atau sebaliknya dari sisi penulis yang enggan untuk mencantumkan nama (jadi pure bekerja untuk perusahaan atau memang kemauannya menjadi ghostwriter).