Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! | Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Jual Buku Cetak di Era Digital, Masih Laku atau Sudah Buntu?

26 Oktober 2024   10:30 Diperbarui: 27 Oktober 2024   16:25 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih! Baik baru ataupun bekas, buku cetak masih tergolong mengungguli pasar, seperti data yang telah dipaparkan di atas. Apapun genre bukunya, memiliki pangsa pasar masing-masing yang tentunya sesuai dengan minat pembaca. Sedikit banyaknya jumlah buku yang terjual di setiap genre juga tentu berbeda-beda, tidak sama rata.

Buku cetak, selain dibutuhkan oleh per orangan, juga masih dibutuhkan oleh berbagai lembaga. Seperti yang diungkap oleh VOA Indonesia dari data IKAPI yang menunjukkan bahwa hasil penjualan buku sebanyak 60% berasal dari pemerintah yang akan digunakan oleh sektor ‘pendidikan’.

Begitu pun dalam penjualan di pasar buku, di mana buku cetak laku terjual bukan hanya dari sisi per orangan saja, melainkan lembaga seperti untuk kebutuhan perpustakaan, hingga sekolah-sekolah.

Dominasi pasar buku sampai saat ini adalah tetap buku cetak. Meski mengalami pasang surut, cetak belum mampu tergantikan. Terlebih ada ribuan buku cetak yang berasal dari masa lampau masih lestari bahkan tak bisa mati, sebab menjadi catatan abadi dari para tokoh yang merekam perjalanan bangsa. Para penulis buku (baik ternama ataupun pendatang baru) pun tetap terus berkarya hingga kini, yang dominan karyanya diterbitkan dalam bentuk fisik buku.

Apa yang Membuat Jualan Buku Cetak Tidak Buntu?

1. Masih menjadi pilihan utama

Buku cetak, selalu menjadi referensi yang utama di setiap sektor, baik per orangan ataupun lembaga. Meski sudah ada e-book, tidak semua pihak merasa nyaman dengannya, berbagai alasan kian di lontarkan. Terlebih, tidak semua buku cetak memiliki versi digitalnya, membuat buku cetak tetap menjadi yang utama.

2. Menjadi bagian paling penting pada proses pembelajaran

Buku cetak, masih tergolong tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran, seperti data di atas, bahwa sektor pendidikan menjadi pembeli paling besar. Terlebih, ada banyak pelajaran yang tergolong rumit membuat si pembaca membutuhkan fisik buku untuk bisa dicoret langsung, seperti matematika, fisika, hingga soal latihan.

Selain itu, dalam sektor pendidikan khususnya universitas, biasanya dosen tetap mewajibkan penggunaan buku cetak saat pembelajaran berlangsung, dan sangat diwajibkan saat masa tugas akhir dimulai. Jikalau, buku di perpustakaan habis dipinjam atau tidak ada, maka opsinya adalah pasar buku, sebab tidak semua buku memiliki versi digitalnya.

Maka, tidak heran hingga kini pasar buku terus dipenuhi dan diburu oleh mahasiswa yang mencari berbagai referensi buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun