Dari Buku Bekas ke Penerbitan dan Perusahaan, Kompasiana yang Membukakan Jalan dan Peluang

Bersyukur sekali sudah pasti, siapa pun itu Kompasianer yang mengajukan nama saya, terima kasih banyak yang sedalam-dalamnya saya haturkan, dan teman-teman yang sudah voting terima kasih banyak atas kepercayaannya.

Sejujurnya, saya pribadi selalu menghindar dari urusan yang berbau kompetisi, alias berakhir siapa yang menang dan siapa yang kalah. Berjalan biasa, apa adanya dan seutuhnya, jauh lebih menenangkan bagi saya. Namun, ketika nama saya muncul, tentu tetap bersyukur dan yang pasti tetap menjadi penulis yang apa adanya saja.

Sempat chit-chat singkat dengan beberapa rekan Kompasianer ketika pengumuman nominasi keluar, seperti Pak Greg Nafanu, Mba Itha, Mba Tutut, Pak Agus Sutisna, Bu Umi, bahwa apapun hasilnya, tentu tetap saja akan menulis di Kompasiana. Awards bukanlah tujuan utama dari proses menulis, melainkan ini adalah sebuah bonus, sebuah hadiah, dan menjadi awal yang baru. Siapapun yang menang ataupun kalah, tetap akan menulis.

Saya pribadi, lagi-lagi seperti biasanya, santai-santai saja tidak menggebu-gebu, waktunya nulis ya nulis, waktunya bobo ya bobo, tidak menjadikan hal ini sebuah beban, apalagi berusaha merubah kebiasaan.

Hal terpenting bagi saya, adalah bisa terus fokus pada tujuan menulis, yaitu memberikan manfaat untuk banyak orang, sedikit banyaknya, berharap semoga bisa berguna di kemudian hari.

2 tahun di Kompasiana, itulah perjalanan saya, yang tidak pernah mengira, bahwa dunia buku bekas yang saya tekuni bisa menghantarkan saya ke depan pintu gerbang penerbitan, perusahaan, dan awards.

Dampak Kompasiana benar-benar mampu membukakan jalan dan peluang, terlebih bagi kami muda-mudi yang baru saja menelusuri dunia dan akan meneruskan perjalanan bangsa.

Selamat hari lahir ke-16 Kompasiana!!

Salam literasi, salam hangat, semoga sehat-sehat selalu untuk teman-teman semua yang lagi membaca artikel ini.

Penulis: Dina Amalia