Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! | Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Dari Buku Bekas ke Penerbitan dan Perusahaan, Kompasiana yang Membukakan Jalan dan Peluang

23 Oktober 2024   14:14 Diperbarui: 23 Oktober 2024   17:07 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam proses penerbitan sendiri tentu rasanya berbeda antara menerbitkan buku mandiri, dengan tawaran. Jika secara mandiri atau self publishing, ada biaya cukup besar yang ditanggung oleh si penulis, untuk bisa menerbitkan karyanya sekaligus mendistribusikannya. 

Jika tawaran atau ikut seleksi, ada banyak keuntungan yang diberikan, dari mulai gratis, sampai ditanggung proses desain-editing dan marketingnya, meski perlu menunggu waktu untuk proses pengkajian ulang. 

Terlepas dari obrolan di atas, satu-satunya media yang paling aktif saya tumpangi hanyalah Kompasiana (saya tidak main media sosial sejak 2019 silam, kembali buat lagi di 2023 hanya untuk keperluan tugas akhir skripsi), yang membuat saya pribadi (bukan nama pena) jadi di kenal.

Terus, kok bisa sampai ditawari menerbitkan buku?

Ketika saya coba menelaah dan mempelajari dari pihak yang menghubungi, poinnya adalah bukan pada 'seberapa banyak tulisan yang sudah dihasilkan', melainkan 'kekonsistenan pada topik tertentu dan gaya penulisan'.

Gaya penulisan yang sering membuat pembaca jatuh cinta sama si penulisnya. Sedangkan, topik tertentu melekat pada pengalaman yang menghasilkan keluwesan dalam menjabarkan pembahasan/isi.

Media juga membantu penulis dalam membangun personal branding, seperti penulis-penulis yang sering kita temui berlalu-lalang di media sosial. Beberapa pernah juga menceritakan gamblang rasanya menulis sampai mendapat telepon ditawari untuk menerbitkan buku, seperti berawal dari mulai mempelajari bahasa dan penulisan, hingga membangun branding.

Selepas tawaran datang, tentu menjadi peluang, tapi saya pribadi tidak mau menggebu-gebu dan memilih tetap menikmati penulisan buku dengan santai, alias menulis sambil berleha-leha.

Dari Kompasiana Jadi Dikenal dan Diajak Kerja Sama Perusahaan

Masih dari 2024, selepas dihubungi penerbit, beberapa bulan berikutnya dihubungi perusahaan.

Jika, diajak kerja sama antar media, mungkin sudah biasa. Namun, lain halnya jika diajak kerja sama oleh perusahaan non-media, terbilang masih cukup jarang.

Tau endorsement?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun