Secara bahasa yang digunakan, bagi saya pemeluk bahasa sehari-hari agaknya masih sedikit kaku dan berputar, ada beberapa ejaan yang ketika dibaca masih agak sulit untuk bisa saya cermati.
Secara alur, bagi saya pribadi perlu beberapa waktu untuk mencerna, karena setiap halaman punya kisah atau contoh nyata yang berbeda-beda. Jadi semacam, baru duduk sudah berdiri lagi. Namun, begitu dibaca ulang baru saya paham betul apa maksud si penulis.
Pengetikan atau finalisasi, dari buku ini beberapa halaman saya temukan ada yang miss, alias ada kata yang typo/double, kata yang double inilah yang menjadikan pembaca terkadang jadi bingung atau muter. Ditemukan juga kalimat yang tidak memiliki spasi.
Secara isi dan garis besar, buku ini menginspirasi saya untuk mengenal diri sendiri dan tidak takut dengan hal-hal yang tanpa disadari sudah kita miliki. Buku ini membuat saya percaya bahwa dalam menghadapi krisis, setiap orang tidak pernah sendiri. Terlihatnya sebuah kekurangan di mata orang lain, ngga menutup diri untuk terus berkarya dan berkembang menjadi pribadi yang kokoh.
Last but not least, buku ini bernilai tinggi, membantu seseorang menemukan dirinya yang selama ini terkunci rapat-rapat.
Penulis: Dina Amalia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI