Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Biasa disapa Kaka D! | Hidup pada dunia puisi dan literasi | Etymology Explorers | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Eksistensi Koran Cetak di Tengah Gempuran Media Online dan Esensi Rohnya yang Menolak Mati

28 Agustus 2024   10:17 Diperbarui: 28 Agustus 2024   13:37 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka tersebut menjadi saksi, bahwa bukan hanya total pembaca saja yang mengalami penurunan, melainkan pengeluaran iklan juga berkurang dan mengalami penurunan.

Jika, kita tengok di masa sekarang ini, sudah sangat jelas sekali bahwa sebagian besar orang jauh lebih memilih untuk bergantung pada gawai alias mau mencari informasi apapun itu pasti menggunakan akses internet atau media online, selain sangat fleksibel dan cepat, juga sangat murah. Maka, peran platform digital atau media online inilah yang secara signifikan terus menggerus pembaca dan peminat media cetak khususnya koran.

Masih mewarta dari sumber yang sama, (khususnya di Indonesia) penggunaan internet melalui handphone tercatat sebanyak 60% (baik digunakan untuk mengakses beragam situs dan mencari/membaca ragam informasi), selebihnya menggunakan PC/laptop pribadi.

Hal tersebut, jelas memperlihatkan bahwa generasi masa kini bahkan hingga yang akan datang lebih menyukai media online dalam mencari dan membaca ragam informasi.

Lantas, bagaimana nasib koran cetak saat ini?

Tentu masih ada! Sebagian perusahaan media cetak yang masih beroperasi, masih menjalankan aktivitas percetakan dan penyebaran koran seperti sedia kala. Masih terdapat pembaca fanatik yang hingga kini berlangganan koran dan seperti biasa diantar oleh loper. 

Sistem penerbitan dan berlangganannya pun juga masih sama yakni secara berkala, dari mulai setiap hari hingga mingguan. Kalau kita mau beli mendadak alias satuan, juga bisa! Kita bisa membelinya secara langsung ke loper keliling yang dapat ditemui seperti di pasar pagi atau lingkungan luar mall tertentu, biasanya loper berkeliling dengan berjalan kaki atau naik sepeda.

Sumber Foto: koran.tempo.co (Tampilan Cover Koran Digital)
Sumber Foto: koran.tempo.co (Tampilan Cover Koran Digital)

Kemudian, bagi perusahaan media cetak lainnya, sudah memutuskan untuk bertransformasi ke versi digital sepenuhnya. Media yang bertransformasi, umumnya mendistribusikan koran dengan membangun sebuah website. 

Dalam jenis koran digital sendiri, sebagian media masih menjalankan sistem yang sama seperti cetak, yakni sistem berlangganan misalnya untuk per bulan atau mingguan, sistem ini biasa disebut juga dengan member prioritas atau premium. Untuk tampilan versi digitalnya pun, ada yang hanya sekedar tampilan website biasa, namun ada juga yang menggunakan cover seperti koran cetak.

Pudar Sih... Tapi Ruhnya Menolak Mati!

Pernah merasakan membuat kliping dari koran?

Rupanya kegiatan tersebut masih ada sampai sekarang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun