Mohon tunggu...
Dina Amalia
Dina Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Bouquiniste

Hidup pada dunia puisi dan literasi | Mengulik lebih dalam dunia perbukuan dan kesehatan | Contact: dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Mengapa Orang Suka Mengoleksi Buku? Ini Alasan Psikologisnya

9 Agustus 2024   06:21 Diperbarui: 9 Agustus 2024   06:25 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian kolektor buku juga datang dari pencinta tokoh dan penulis tertentu, dalam hal ini terbagi menjadi dua.

Pertama, kolektor menyukai tokoh-tokoh tertentu. Tokoh-tokoh yang dimaksud adalah tokoh yang diceritakan atau tokoh yang hadir dalam cover buku. Jika tokoh yang hadir dalam cerita, bisa berupa buku biografi, sejarah, hingga majalah. Namun, ada juga kolektor yang hanya mengincar dari sisi potret wajah, yang biasanya hadir dalam sebuah majalah dengan edisi-edisi tertentu.

Kedua, kolektor menyukai karya tulisan penulisnya. Selain tokoh, ada sebagian kolektor yang memang hanya menyukai karya tulisan-tulisan si penulis, misal penulis yang berkiprah pada penulisan khusus genre novel, puisi, komik, self-improvement, dan kategori lainnya.

Dari dua faktor tersebut, kolektor kerap memburu buku karena mencintai karya penulis dan penggemar berat tokoh tertentu. Jika, sudah masuk dalam dua faktor tersebut, biasanya kolektor akan membayar berapapun harga bukunya, yang terpenting adalah bisa segera didapat dan menambah jumlah koleksinya.

4. Sensasi berburu

Sensasi berburu menjadi salah satu alasan kolektor mencintai buku. Kerap kali kolektor mengincar buku dengan judul, edisi, penulis, atau tokoh tertentu di dalamnya, namun sangat sulit untuk didapat karena keterbatasan jumlah cetak dan mengingat tahun terbit yang sudah jauh sekali. Ketika berburu lah, kolektor kerap mendapatkan buku-buku yang sejak lama ia incar sampai pada akhirnya target dalam mengoleksi pun tercapai, bisa lengkap bahkan terus bertambah. Dengan demikian, rasa puas pun akan menyelimuti.

Selain itu, sensasi berburu juga memberikan kenyamanan ketika bisa berinteraksi dengan pemasok hingga kolektor lain, saat obrolan dengan minat yang sama bertemu rasanya sangat terhubung dan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bagi kolektor, bahkan hingga bisa membuka relasi menjadi teman akrab satu minat.

5. Tergila-gila dengan genre tertentu

Tak sedikit dari kolektor yang mau mengoleksi buku karena tergila-gila pada genre tertentu. Di mana semua buku yang ia koleksi bergenre sama, dan ketika memburu buku pun spesifik hanya mencari genre yang ia sukai, tidak merasa tertarik atau berpaling ke genre lainnya.

Seperti misalnya, tergila-gila dengan genre komik, jadi kolektor hanya mengoleksi ratusan hingga ribuan komik saja. Biasanya, tak masalah untuk mengoleksi dengan judul dan penulis komik yang berbeda, yang terpenting masih digenre yang sama. Atau, bisa juga selalu mengoleksi dari penulis komik kesukaannya (penulis sama) yang sudah menerbitkan puluhan judul berbeda, contoh dari karya-karya Tony Wong.

6. Menjadi tempat ternyaman

Tak hanya dari sisi buku saja, namun tempat atau ruangan koleksi juga menjadi alasan kolektor ingin terus mengumpulkan banyak buku.

Ruangan yang penuh dengan rak dan buku-buku menjadi tempat ternyaman bagi kolektor, hingga bisa menenggelamkan diri ke setiap lembaran-lembaran buku dan tak lagi mementingkan bisingnya dunia digital ataupun sekitar.

Kolektor, biasanya sebisa mungkin membuat dan menata ruang koleksi senyaman mungkin, ditambah dengan berbagai furniture pelengkap untuk menambah kenyamanannya, sehingga ketika sudah berada disudut ruang koleksi bisa jauh lebih fokus, tenang, menikmati harumnya lembaran-lembaran buku, dan bebas menjelajahi pengetahuan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun