Mohon tunggu...
Dimas BayuPrasetyo
Dimas BayuPrasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu buana

42321010039 - Dosen Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak - Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Quiz 11 - Penggunaan Metode Panoptikon Bentham untuk Pendisiplinan dan Hukum

12 November 2022   22:20 Diperbarui: 12 November 2022   22:30 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Individualitas yang dibentuk oleh disiplin( buat badan yang dikontrolnya) mempunyai 4 ciri, ialah menjadikan individualitas ialah:

  • Seluler---menentukan distribusi spasial tubuh
  • Organik---memastikan kalau kegiatan yang diperlukan badan merupakan" natural" untuk merek
  • Genetik---mengendalikan evolusi dari waktu ke waktu kegiatan tubuh
  • Kombinasi---memungkinkan campuran kekuatan banyak barang jadi satu kekuatan besar

Hukuman

Awal, peralihan ke penjara tidak langsung serta seketika. Terdapat pergantian yang lebih berjenjang, walaupun berjalan dengan kilat. Penjara didahului oleh wujud tontonan publik yang berbeda. Teater penyiksaan publik berikan jalur kepada geng rantai publik. Hukuman jadi" lembut", walaupun bukan buat kemanusiaanalasan, Foucault menganjurkan. Ia berkomentar kalau kalangan reformis tidak bahagia dengan watak kekerasan yang tidak bisa diprediksi serta tidak menyeluruh yang hendak ditimbulkan oleh penguasa terhadap terpidana. 

Hak penguasa buat menghukum sangat tidak sepadan sehingga tidak efisien serta tidak terkontrol. Kalangan reformis merasa kekuasaan buat menghukum serta mengadili wajib lebih menyeluruh, kekuasaan negeri wajib jadi wujud kekuasaan publik. Ini, bagi Foucault, lebih jadi atensi para reformis daripada alasan kemanusiaan.

Dari gerakan mengarah hukuman universal ini, seribu" teater mini" hukuman hendak terbuat di mana badan para terpidana hendak dipamerkan dalam tontonan yang lebih terdapat di mana- mana, terkendali, serta efisien. Tahanan hendak dituntut buat melaksanakan pekerjaan yang mencerminkan kejahatan mereka, sehingga membayar warga atas pelanggaran mereka. Perihal ini hendak membolehkan publik buat memandang badan narapidana memberlakukan hukuman mereka, serta dengan demikian buat merenungkan kejahatan. Tetapi eksperimen ini berlangsung kurang dari 2 puluh tahun.

Foucault berkomentar kalau teori hukuman" lembut" ini mewakili langkah awal menghindar dari kekuatan kedaulatan yang kelewatan, serta mengarah metode hukuman yang lebih universal serta terkendali. Tetapi ia berkomentar kalau perpindahan mengarah penjara yang mengikutinya merupakan hasil dari" teknologi" baru serta ontologi buat badan yang dibesarkan pada abad ke- 18," teknologi" disiplin, serta ontologi" manusia selaku mesin".

 

Daftar Pustaka

https://en.wikipedia.org/wiki/Jeremy_Bentham

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Discipline_and_Punish

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun