Nona sudah tahu siasat Naga. "Makanya, cemburu biasa saja. Jangan bicara melebar ke mana-mana."
"Maaf."
Naga menggenggam tangan Nona dan Nona membalas menggenggamnya, sesaat, sebelum ia melepasnya sambil melangkah lebih dulu ke depan.
"Masih merajuk ya," pikir Naga.
"Tidak semudah itu," pikir Nona.
Naga menunjuk beberapa pintu ruangan museum. "Pintu zaman dulu besar-besar."
"Aliran arsitektur zaman dulu di Eropa megah-megah."
"Terbawa dari Belanda ke Indonesia."
"Tapi, balik lagi ke pintu yang besar. Apakah dulu manusia tinggi seperti raksasa?"
"Aku pernah baca bahwa ada seseorang tingginya sebelas meter seperti sebuah bangunan."
"Berarti bisa saja zaman dulu raksasa itu ada dan menjadi alasan pintu zaman dulu begitu besar."