Saya juga memesan wedang teh tubruk tanpa gula alias tawar. Rasanya wangi, sepet, dan ada sedikit manis pada after taste-nya karena berasal dari aromanya. Sesungguhnya rasa itu bukan hanya berasal dari lidah, melainkan juga dari indra penciuman.Â
Coba saja makan atau minum dengan hidung tertutup, maka rasa yang menempel pada lidah tidak seperti biasanya. Jika memang ingin benar-benar merasakan asli rasa teh, minumlah teh tawar tanpa gula. Akan tetapi, kalau pun saya datang lagi ke kedai tersebut, saya ingin memesan wedang teh tubruk dengan gula.
Ada tiga pengalaman minum teh yang membekas buat saya. Pertama, minum teh di rumah mbah (nenek) setiap pagi waktu kecil ketika menginap libur panjang. Kedua, minum teh bersama ibu dan ayah dengan cara menyelupkan roti tawar kadang-kadang.Â
Ketiga, minum teh bersama kekasih dalam satu gelas setelah malam yang panjang. Dan yang terbaru, minum teh di kedai es teh ini karena saya belum pernah melakukan perjalanan cukup jauh hanya untuk mampir ke kedai dan meminum es teh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H