Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Relevansi Manipol/USDEK Di Indonesia Modern

26 Januari 2025   05:30 Diperbarui: 26 Januari 2025   05:33 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan zaman, gagasan dan konsep ideologis yang pernah menjadi pijakan utama suatu bangsa kerap mengalami perubahan, adaptasi, atau bahkan dianggap usang. Namun, dalam konteks Indonesia, beberapa konsep lama yang digagas oleh pemimpin terdahulu masih memiliki relevansi yang kuat dalam menghadapi tantangan zaman modern. Salah satunya adalah Manipol/USDEK, doktrin politik yang diperkenalkan oleh Presiden Soekarno pada 1959.

Manipol/USDEK merupakan akronim dari Manifesto Politik yang terdiri dari lima pilar utama:

1. Undang-Undang Dasar 1945, sebagai konstitusi yang menjadi dasar hukum negara.

2. Sosialisme Indonesia, yang menekankan kemandirian ekonomi dengan semangat gotong royong (Baca: TRISAKTI)

3. Demokrasi Terpimpin, sistem pemerintahan dengan kontrol yang lebih besar oleh Pemimpin Besar Revolusi-Rakyat-ABRI sebagai pemimpin nasional.

4. Ekonomi Terpimpin, model ekonomi yang diarahkan dan dikendalikan oleh negara.

5. Kepribadian Indonesia, yang menekankan pentingnya identitas dan karakter nasional dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kini, di era Revolusi Industri 4.0, yang ditandai dengan kemajuan pesat dalam teknologi digital, kecerdasan buatan, otomatisasi, serta ekonomi berbasis data, muncul pertanyaan mendasar: Apakah Manipol/USDEK masih relevan bagi Indonesia? Untuk menjawabnya, kita perlu menelaah bagaimana prinsip-prinsip Manipol/USDEK dapat beradaptasi dan diterapkan dalam konteks modern.

---

Mengapa Manipol/USDEK Diperlukan di Era Industri 4.0?

Di tengah gempuran globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, Indonesia menghadapi berbagai tantangan baru yang memerlukan landasan ideologi yang kokoh. Beberapa prinsip dari Manipol/USDEK justru semakin relevan untuk memastikan bahwa bangsa ini tidak hanya menjadi penonton dalam revolusi digital, tetapi juga sebagai pemain utama dalam ekonomi global.

1. Berdikari dalam Ekonomi Digital

Semangat "Berdikari" yang terkandung dalam Sosialisme Indonesia masih sangat relevan. Di era Industri 4.0, dominasi perusahaan teknologi besar dari luar negeri berpotensi membuat Indonesia semakin bergantung pada produk dan layanan asing. Manipol/USDEK, dengan semangat kemandirian ekonominya, dapat menjadi pedoman dalam pengembangan industri teknologi nasional.

Menurut data tahun 2024, kontribusi sektor teknologi informasi dan komunikasi terhadap PDB Indonesia meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa sektor ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Namun, sayangnya, lebih dari 70% dari industri digital di Indonesia masih didominasi oleh perusahaan asing. Oleh karena itu, semangat Manipol/USDEK dapat menjadi dasar bagi negara untuk mendorong lahirnya ekosistem digital yang lebih mandiri dan berdaulat.

2. Demokrasi Partisipatif dalam Era Digital

Konsep Demokrasi Terpimpin dalam Manipol/USDEK dapat disesuaikan dengan konsep demokrasi partisipatif berbasis teknologi. Jika pada masa lalu Demokrasi Terpimpin menempatkan Presiden sebagai pengendali utama, maka di era modern, kontrol demokrasi bisa dilakukan melalui keterlibatan rakyat dalam proses pengambilan keputusan berbasis digital, dan ABRI harus mengawal Partisipasi Masyarakat.

Teknologi digital memungkinkan mekanisme seperti e-voting, konsultasi publik daring, serta transparansi anggaran berbasis blockchain untuk memastikan bahwa rakyat tetap memiliki peran dalam menentukan arah bangsa. Dengan demikian, prinsip Demokrasi Terpimpin bisa dievolusi menjadi "Demokrasi Digital Berkepribadian Indonesia", di mana partisipasi rakyat semakin diperkuat dengan teknologi.

3. Ekonomi Terpimpin di Era Digital

Konsep Ekonomi Terpimpin, di mana negara mengontrol arah ekonomi, juga dapat diterapkan kembali dengan modifikasi. Dalam konteks era digital, negara perlu mengambil peran aktif dalam memastikan sumber daya digital, data, dan teknologi strategis tetap berada dalam kendali nasional.

Sebagai contoh, negara-negara maju seperti Tiongkok telah menerapkan strategi ekonomi terpimpin dalam pengembangan teknologi digital mereka. Pemerintah Tiongkok tidak hanya mengontrol data dan infrastruktur digital, tetapi juga mendukung perusahaan teknologi nasional untuk bersaing secara global. Indonesia bisa meniru strategi ini dengan memastikan bahwa industri teknologi dalam negeri mendapatkan insentif dan perlindungan yang cukup.

4. Kepribadian Indonesia dalam Budaya Digital

Dengan semakin derasnya arus globalisasi, budaya lokal sering kali tergerus oleh budaya asing. Manipol/USDEK menekankan pentingnya Kepribadian Indonesia, yang dalam konteks modern dapat diartikan sebagai pelestarian budaya dalam era digital.

Menurut survei 2024, 75% masyarakat Indonesia merasa bahwa budaya lokal perlu dijaga di tengah perkembangan teknologi. Oleh karena itu, pemerintah dapat menggunakan teknologi digital untuk mempromosikan budaya Indonesia, seperti melalui digitalisasi naskah kuno, pembuatan platform edukasi berbasis budaya lokal, serta pengembangan konten digital berbasis kearifan lokal.

Dokumen Pribadi 
Dokumen Pribadi 

---

Tantangan dalam Menerapkan Manipol/USDEK di Era Modern

Meskipun prinsip-prinsip Manipol/USDEK masih memiliki relevansi, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi dalam penerapannya:

1. Konflik dengan Sistem Ekonomi Global

Sistem ekonomi dunia saat ini lebih mengarah ke ekonomi pasar bebas, yang bertentangan dengan konsep Ekonomi Terpimpin. Jika diterapkan secara kaku, konsep ini bisa membuat Indonesia kesulitan dalam menarik investasi asing. Oleh karena itu, perlu ada keseimbangan antara proteksi nasional dan keterbukaan ekonomi.

2. Ancaman Otoritarianisme

Demokrasi Terpimpin berisiko dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk membatasi kebebasan politik. Oleh karena itu, dalam penerapannya, perlu ada mekanisme checks and balances yang kuat agar prinsip ini tetap demokratis dan tidak berubah menjadi otoritarianisme. Demokrasi Terpimpin sering dicap sebagai sistem yang berbau komunis, padahal sebetulnya tidaklah benar kalau sistem ini menjiplak Komunis. Demokrasi Terpimpin adalah Demokrasi Yang Menyeimbangkan Hegemoni Kapitalis Dan Komunis (Sosialisme dengan ciri khas Bangsa Indonesia).

3. Adaptasi dengan Teknologi

Agar Manipol/USDEK tetap relevan, perlu ada integrasi dengan teknologi modern. Pemerintah harus mulai menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kebijakan ekonomi digital, regulasi data, serta pengembangan sumber daya manusia berbasis teknologi.

---

Kesimpulan

Manipol/USDEK lahir dalam konteks sejarah yang berbeda, tetapi prinsip dasarnya masih sangat relevan bagi Indonesia di era Industri 4.0. Dengan melakukan reinterpretasi dan adaptasi terhadap perkembangan zaman, Manipol/USDEK bisa menjadi dasar dalam membangun Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian dalam menghadapi revolusi digital.

Agar ideologi ini tidak hanya menjadi sekadar doktrin masa lalu, pemerintah dan masyarakat harus aktif dalam mewujudkan kemandirian ekonomi digital, mendorong partisipasi rakyat dalam demokrasi digital, serta melestarikan budaya nasional di era modern. Dengan demikian, Manipol/USDEK dapat tetap menjadi roh perjuangan bangsa dalam menghadapi tantangan zaman modern.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun