Mengapa Manipol/USDEK Diperlukan di Era Industri 4.0?
Di tengah gempuran globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, Indonesia menghadapi berbagai tantangan baru yang memerlukan landasan ideologi yang kokoh. Beberapa prinsip dari Manipol/USDEK justru semakin relevan untuk memastikan bahwa bangsa ini tidak hanya menjadi penonton dalam revolusi digital, tetapi juga sebagai pemain utama dalam ekonomi global.
1. Berdikari dalam Ekonomi Digital
Semangat "Berdikari" yang terkandung dalam Sosialisme Indonesia masih sangat relevan. Di era Industri 4.0, dominasi perusahaan teknologi besar dari luar negeri berpotensi membuat Indonesia semakin bergantung pada produk dan layanan asing. Manipol/USDEK, dengan semangat kemandirian ekonominya, dapat menjadi pedoman dalam pengembangan industri teknologi nasional.
Menurut data tahun 2024, kontribusi sektor teknologi informasi dan komunikasi terhadap PDB Indonesia meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa sektor ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Namun, sayangnya, lebih dari 70% dari industri digital di Indonesia masih didominasi oleh perusahaan asing. Oleh karena itu, semangat Manipol/USDEK dapat menjadi dasar bagi negara untuk mendorong lahirnya ekosistem digital yang lebih mandiri dan berdaulat.
2. Demokrasi Partisipatif dalam Era Digital
Konsep Demokrasi Terpimpin dalam Manipol/USDEK dapat disesuaikan dengan konsep demokrasi partisipatif berbasis teknologi. Jika pada masa lalu Demokrasi Terpimpin menempatkan Presiden sebagai pengendali utama, maka di era modern, kontrol demokrasi bisa dilakukan melalui keterlibatan rakyat dalam proses pengambilan keputusan berbasis digital, dan ABRI harus mengawal Partisipasi Masyarakat.
Teknologi digital memungkinkan mekanisme seperti e-voting, konsultasi publik daring, serta transparansi anggaran berbasis blockchain untuk memastikan bahwa rakyat tetap memiliki peran dalam menentukan arah bangsa. Dengan demikian, prinsip Demokrasi Terpimpin bisa dievolusi menjadi "Demokrasi Digital Berkepribadian Indonesia", di mana partisipasi rakyat semakin diperkuat dengan teknologi.
3. Ekonomi Terpimpin di Era Digital
Konsep Ekonomi Terpimpin, di mana negara mengontrol arah ekonomi, juga dapat diterapkan kembali dengan modifikasi. Dalam konteks era digital, negara perlu mengambil peran aktif dalam memastikan sumber daya digital, data, dan teknologi strategis tetap berada dalam kendali nasional.
Sebagai contoh, negara-negara maju seperti Tiongkok telah menerapkan strategi ekonomi terpimpin dalam pengembangan teknologi digital mereka. Pemerintah Tiongkok tidak hanya mengontrol data dan infrastruktur digital, tetapi juga mendukung perusahaan teknologi nasional untuk bersaing secara global. Indonesia bisa meniru strategi ini dengan memastikan bahwa industri teknologi dalam negeri mendapatkan insentif dan perlindungan yang cukup.