Tantangan dan Solusi
Kendala utama dalam program beasiswa luar negeri adalah risiko asimilasi budaya dan pengaruh ideologi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai nasional. Untuk mengatasi ini, penerima beasiswa harus dipersiapkan dengan pelatihan prakeberangkatan yang menekankan pada identitas nasional dan nilai-nilai Pancasila.
Selain itu, insentif untuk kembali ke tanah air, seperti lingkungan kerja yang kondusif, akses ke posisi strategis, dan dukungan untuk berwirausaha, harus diperkuat. Langkah ini penting untuk memastikan bahwa para lulusan dapat berkontribusi secara maksimal di dalam negeri.
Kesimpulan
Melawan hegemoni global memerlukan strategi yang terencana dan komprehensif. Kaderisasi revolusioner melalui beasiswa luar negeri adalah salah satu langkah penting dalam upaya ini. Dengan mengintegrasikan pemikiran tokoh progresif seperti Paulo Freire, Antonio Gramsci, Karl Marx, dan Mao Zedong, program beasiswa dapat menjadi alat efektif untuk mencetak pemimpin-pemimpin yang siap melawan ketimpangan global.
Indonesia memiliki potensi besar untuk mencetak generasi pemimpin yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki visi revolusioner. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan, langkah ini dapat menjadi pijakan menuju kemandirian bangsa yang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H