Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mengapa Partai-Partai Sayap Kanan Lebih Cenderung Pro-Israel?

9 Januari 2025   04:49 Diperbarui: 9 Januari 2025   04:49 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://x.com/ColinPClarke/status/1516520886018486286

Dukungan partai-partai sayap kanan terhadap Israel telah menjadi fenomena yang menarik perhatian dalam politik global. Di berbagai negara, partai-partai ini kerap menunjukkan solidaritas kuat terhadap Israel, baik dalam kebijakan luar negeri maupun dalam retorika politik domestik. Fenomena ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari kesamaan ideologis, kepentingan strategis, hingga dinamika politik domestik yang kompleks.

Kesamaan Ideologis dan Nilai-Nilai Konservatif

Salah satu alasan utama dukungan partai sayap kanan terhadap Israel adalah kesamaan nilai dan ideologi. Partai-partai sayap kanan, seperti Likud di Israel atau Partai Republik di Amerika Serikat, cenderung berbagi pandangan konservatif yang menekankan pentingnya identitas nasional, agama, dan budaya.

Israel, sebagai negara dengan identitas Yahudi yang kuat, sering dilihat oleh kelompok-kelompok ini sebagai model negara yang berhasil mempertahankan tradisi dan keunikan nasional di tengah tantangan globalisasi. Partai-partai sayap kanan di Eropa dan Amerika Serikat, misalnya, sering mengidentifikasi Israel sebagai negara yang berani mempertahankan kedaulatan dan budayanya, meski menghadapi tekanan internasional.

Di Amerika Serikat, dukungan dari Partai Republik terhadap Israel sebagian besar didorong oleh kelompok Kristen evangelis. Kelompok ini memandang Israel sebagai elemen penting dalam narasi eskatologis mereka, sehingga mendorong dukungan politik yang konsisten. Pemerintahan Donald Trump, misalnya, menunjukkan kebijakan yang sangat pro-Israel, seperti pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pemindahan kedutaan besar AS ke kota tersebut.

Kepentingan Strategis dan Keamanan

Israel juga dianggap sebagai sekutu strategis oleh banyak partai sayap kanan, khususnya di negara-negara Barat. Sebagai negara yang memiliki teknologi militer canggih dan pengalaman panjang dalam menghadapi ancaman terorisme, Israel dilihat sebagai benteng pertahanan terhadap ekstremisme di Timur Tengah.

Partai-partai sayap kanan, yang sering menekankan pentingnya keamanan nasional, melihat Israel sebagai mitra dalam memerangi terorisme global. Retorika ini sering digunakan untuk membenarkan dukungan mereka terhadap kebijakan Israel di wilayah Palestina atau konflik lainnya di Timur Tengah.

Sebagai contoh, di Prancis, partai sayap kanan seperti Rassemblement National (dulu dikenal sebagai Front National) menggunakan retorika pro-Israel untuk menarik perhatian pemilih yang khawatir terhadap meningkatnya imigrasi dari negara-negara Muslim. Mereka sering memanfaatkan isu konflik Israel-Palestina untuk menguatkan narasi anti-imigrasi dan menekankan pentingnya keamanan nasional.

Dinamika Politik Domestik

Dukungan terhadap Israel juga kerap menjadi alat politik domestik bagi partai-partai sayap kanan. Di banyak negara, kelompok ini berusaha menarik simpati komunitas Yahudi atau kelompok konservatif lainnya dengan menunjukkan solidaritas terhadap Israel.

Di Inggris, misalnya, tokoh-tokoh politik sayap kanan seperti Tommy Robinson secara aktif berkampanye di komunitas Yahudi dengan menunjukkan dukungan terhadap kebijakan Israel. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan dukungan politik tetapi juga untuk memperkuat citra mereka sebagai pembela kebebasan dan keamanan komunitas minoritas.

Di Amerika Serikat, dukungan terhadap Israel telah menjadi isu sentral dalam politik domestik. Partai Republik menggunakan dukungan ini untuk menarik pemilih Kristen evangelis yang sangat peduli terhadap kebijakan luar negeri terkait Israel. Hal ini juga digunakan untuk mengkritik Partai Demokrat, yang cenderung lebih vokal terhadap pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Palestina.

Perkembangan Terbaru

Dalam beberapa tahun terakhir, kecenderungan partai-partai sayap kanan untuk mendukung Israel semakin terlihat jelas. Di Israel sendiri, pemerintah yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu telah membangun hubungan erat dengan partai-partai sayap kanan di berbagai negara. Netanyahu, yang memimpin Partai Likud, sering menekankan pentingnya hubungan dengan para pemimpin sayap kanan seperti Donald Trump, Viktor Orbn di Hungaria, dan Jair Bolsonaro di Brasil.

Pada Desember 2022, Netanyahu berhasil membentuk pemerintahan baru yang dianggap sebagai koalisi paling sayap kanan dalam sejarah Israel. Koalisi ini mencakup partai-partai ultranasionalis dan religius, yang mendukung kebijakan-kebijakan kontroversial seperti perluasan permukiman di wilayah pendudukan. Pemerintahan ini tidak hanya memperkuat dukungan dari kelompok-kelompok sayap kanan internasional, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas internasional mengenai masa depan proses perdamaian dengan Palestina.

Di Eropa, partai-partai populis kanan seperti AfD di Jerman atau Lega Nord di Italia menggunakan isu Israel untuk memperkuat narasi mereka tentang ancaman imigrasi dan pentingnya mempertahankan identitas nasional. Dalam banyak kasus, partai-partai ini memanfaatkan konflik Israel-Palestina untuk menggambarkan kelompok Muslim sebagai ancaman terhadap stabilitas dan keamanan.

Kritik dan Kontroversi

Namun, dukungan ini tidak lepas dari kritik. Banyak pihak menilai bahwa partai-partai sayap kanan sering menggunakan isu Israel untuk tujuan politik semata, tanpa benar-benar memperhatikan kompleksitas konflik di Timur Tengah.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia juga mengkritik dukungan ini karena sering kali mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pemerintah Israel, khususnya terhadap warga Palestina. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana dukungan terhadap Israel didasarkan pada prinsip atau sekadar strategi politik.

Kesimpulan

Dukungan partai-partai sayap kanan terhadap Israel adalah hasil dari kombinasi berbagai faktor, termasuk kesamaan ideologi, kepentingan strategis, dan dinamika politik domestik. Dalam konteks global, hubungan ini mencerminkan bagaimana politik identitas dan nasionalisme memengaruhi kebijakan luar negeri dan hubungan internasional.

Namun, penting untuk diingat bahwa dukungan ini tidak selalu mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang situasi di Timur Tengah. Sebaliknya, dalam banyak kasus, dukungan terhadap Israel lebih sering digunakan sebagai alat untuk menggalang dukungan domestik atau memperkuat narasi ideologis tertentu. Dengan demikian, penting bagi masyarakat internasional untuk terus memantau perkembangan ini dan memastikan bahwa dukungan terhadap Israel tidak digunakan untuk membenarkan pelanggaran hak asasi manusia atau memperburuk konflik di kawasan tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun