Dukungan terhadap Israel juga kerap menjadi alat politik domestik bagi partai-partai sayap kanan. Di banyak negara, kelompok ini berusaha menarik simpati komunitas Yahudi atau kelompok konservatif lainnya dengan menunjukkan solidaritas terhadap Israel.
Di Inggris, misalnya, tokoh-tokoh politik sayap kanan seperti Tommy Robinson secara aktif berkampanye di komunitas Yahudi dengan menunjukkan dukungan terhadap kebijakan Israel. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan dukungan politik tetapi juga untuk memperkuat citra mereka sebagai pembela kebebasan dan keamanan komunitas minoritas.
Di Amerika Serikat, dukungan terhadap Israel telah menjadi isu sentral dalam politik domestik. Partai Republik menggunakan dukungan ini untuk menarik pemilih Kristen evangelis yang sangat peduli terhadap kebijakan luar negeri terkait Israel. Hal ini juga digunakan untuk mengkritik Partai Demokrat, yang cenderung lebih vokal terhadap pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Palestina.
Perkembangan Terbaru
Dalam beberapa tahun terakhir, kecenderungan partai-partai sayap kanan untuk mendukung Israel semakin terlihat jelas. Di Israel sendiri, pemerintah yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu telah membangun hubungan erat dengan partai-partai sayap kanan di berbagai negara. Netanyahu, yang memimpin Partai Likud, sering menekankan pentingnya hubungan dengan para pemimpin sayap kanan seperti Donald Trump, Viktor Orbn di Hungaria, dan Jair Bolsonaro di Brasil.
Pada Desember 2022, Netanyahu berhasil membentuk pemerintahan baru yang dianggap sebagai koalisi paling sayap kanan dalam sejarah Israel. Koalisi ini mencakup partai-partai ultranasionalis dan religius, yang mendukung kebijakan-kebijakan kontroversial seperti perluasan permukiman di wilayah pendudukan. Pemerintahan ini tidak hanya memperkuat dukungan dari kelompok-kelompok sayap kanan internasional, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas internasional mengenai masa depan proses perdamaian dengan Palestina.
Di Eropa, partai-partai populis kanan seperti AfD di Jerman atau Lega Nord di Italia menggunakan isu Israel untuk memperkuat narasi mereka tentang ancaman imigrasi dan pentingnya mempertahankan identitas nasional. Dalam banyak kasus, partai-partai ini memanfaatkan konflik Israel-Palestina untuk menggambarkan kelompok Muslim sebagai ancaman terhadap stabilitas dan keamanan.
Kritik dan Kontroversi
Namun, dukungan ini tidak lepas dari kritik. Banyak pihak menilai bahwa partai-partai sayap kanan sering menggunakan isu Israel untuk tujuan politik semata, tanpa benar-benar memperhatikan kompleksitas konflik di Timur Tengah.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia juga mengkritik dukungan ini karena sering kali mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh pemerintah Israel, khususnya terhadap warga Palestina. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana dukungan terhadap Israel didasarkan pada prinsip atau sekadar strategi politik.
Kesimpulan