Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berlayar di Pelabuhan yang Salah

27 Desember 2024   04:59 Diperbarui: 27 Desember 2024   04:59 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti hati yang direndam darah kata-kata.

Awan berarak membawa dendam yang tak terselesaikan.

Aku adalah nahkoda tanpa peta,

Mengandalkan bintang yang berkhianat pada malam.

Kompas dalam genggaman retak,

Menunjuk ke utara yang tak pernah ada.

Angin berbicara dalam bahasa yang tak kupahami,

Membawa janji-janji masa lalu yang tenggelam,

Dan debur ombak menyeret kenangan ke dasar,

Di mana aku tak lagi mampu menyelam.

Pelabuhan ini adalah pangkuan kesedihan,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun