Pilkada langsung harus diarahkan untuk memilih pemimpin yang memiliki visi progresif dalam memperjuangkan hak-hak rakyat marhaen, sebagaimana cita-cita Demokrasi Terpimpin.
Contoh Nyata: Dinamika Pilkada di Indonesia
Fenomena dinasti politik dan oligarki dalam Pilkada langsung menunjukkan pentingnya pendekatan ala Demokrasi Terpimpin. Pada Pilkada 2020, data menunjukkan bahwa lebih dari 50% calon kepala daerah memiliki hubungan kekerabatan dengan pejabat petahana. Hal ini mengindikasikan perlunya mekanisme seleksi yang lebih berorientasi pada kolektivitas daripada individualitas.
Selain itu, gerakan masyarakat sipil yang mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam Pilkada mencerminkan semangat gotong royong yang dapat diperkuat untuk mengurangi pengaruh negatif demokrasi liberal.
Kesimpulan
Pilkada langsung, jika dilihat dari kacamata Demokrasi Terpimpin Soekarno, membawa peluang sekaligus tantangan. Sistem ini dapat memperkuat partisipasi politik masyarakat, tetapi juga berisiko menciptakan fragmentasi dan kapitalisme politik. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai musyawarah mufakat, pendidikan politik, dan regulasi yang ketat, Pilkada langsung dapat diselaraskan dengan semangat Demokrasi Terpimpin yang mengutamakan keadilan sosial dan persatuan nasional.
Demokrasi Terpimpin tidak sepenuhnya menolak demokrasi elektoral, tetapi menekankan perlunya substansi keadilan dan keberpihakan kepada rakyat. Oleh karena itu, Pilkada langsung harus diarahkan untuk melahirkan pemimpin yang benar-benar bekerja demi kepentingan rakyat marhaen, sebagaimana visi besar Soekarno dalam membangun Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur.
Kesimpulan
Pilkada langsung merupakan wujud nyata dari penerapan demokrasi liberal di Indonesia, memberikan kesempatan bagi rakyat untuk memilih pemimpin daerah mereka secara langsung. Namun, berbagai tantangan yang muncul menunjukkan bahwa mekanisme ini masih memerlukan perbaikan agar dapat berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi liberal yang sejati. Diperlukan komitmen bersama dari pemerintah, partai politik, dan masyarakat untuk memastikan bahwa Pilkada langsung tidak hanya menjadi prosedur formal, tetapi juga sarana efektif dalam mewujudkan pemerintahan yang demokratis, akuntabel, dan responsif terhadap kebutuhan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H