Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pemkot dan DPRD Kota Bandung, Tolong Pertimbangkan Kembali Pembangunan Tol Dalam Kota!

18 November 2024   18:22 Diperbarui: 18 November 2024   18:32 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bandungaktual.com/tol-dalam-kota-bandung-segera-dibangun-ini-rutenya/

Rencana pembangunan tol dalam kota di Bandung, seperti Bandung Urban Intra Toll Road (BIUTR) dan NS Link, mengundang perhatian luas. Dengan biaya Rp 7,83 triliun untuk BIUTR sepanjang 28,3 km dan Rp 12 triliun untuk NS Link sepanjang 14,3 km, proyek ini bertujuan mengatasi kemacetan yang telah menjadi masalah kronis kota Bandung. Kedua jalur tol ini dirancang untuk menghubungkan kawasan strategis seperti Pasteur, Cileunyi, Pasirkaliki, dan Pusdai, sekaligus terintegrasi dengan tol-tol utama lainnya di Jawa Barat.

Menyelami Masalah Kemacetan di Bandung

Kemacetan di Bandung adalah persoalan yang tak kunjung usai. Sebagai salah satu kota dengan tingkat urbanisasi tinggi di Indonesia, Bandung menghadapi lonjakan volume kendaraan pribadi yang signifikan setiap tahunnya. Menurut data Dinas Perhubungan Bandung, pertumbuhan kendaraan pribadi mencapai 7% per tahun, sementara kapasitas jalan hanya meningkat 0,5%. Akibatnya, warga Bandung kehilangan rata-rata 3-4 jam per hari akibat kemacetan, yang berdampak pada produktivitas ekonomi dan kualitas hidup.

Tol dalam kota diusulkan sebagai solusi untuk mengurai kemacetan tersebut. Namun, pendekatan ini justru menuai kritik dari para ahli transportasi dan aktivis lingkungan. Salah satu kekhawatirannya adalah fenomena induced demand, di mana penambahan kapasitas jalan malah mendorong lebih banyak kendaraan sehingga kemacetan kembali terjadi dalam jangka panjang. Pengalaman dari kota-kota lain menunjukkan bahwa solusi berbasis jalan sering kali hanya efektif sementara.

Dampak Sosial dan Lingkungan

Selain masalah teknis, pembangunan tol dalam kota berpotensi menimbulkan dampak sosial yang serius. Proyek ini membutuhkan pembebasan lahan di area padat penduduk, termasuk Jalan PHH Mustofa, Jalan A.H. Nasution, dan Jalan Raya Bandung-Sumedang. Banyak warga yang terancam kehilangan tempat tinggal atau mata pencaharian mereka. Hingga kini, mekanisme kompensasi bagi masyarakat terdampak belum dijelaskan secara transparan.

Di sisi lingkungan, pembangunan tol dapat memperburuk kualitas udara di Bandung, yang sudah tergolong buruk. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup, polusi udara di Bandung sebagian besar berasal dari emisi kendaraan bermotor. Jalan tol baru, meskipun meningkatkan kelancaran lalu lintas, akan mendorong lebih banyak kendaraan pribadi di jalan, memperburuk polusi udara dan efek rumah kaca.

Selain itu, perubahan tata guna lahan akibat pembangunan tol dapat mengancam keberlanjutan ekosistem lokal. Kota Bandung yang dikenal dengan kawasan hijau dan area resapan airnya perlu mempertimbangkan dampak dari pembangunan infrastruktur skala besar ini terhadap lingkungan.

Solusi Alternatif: Transportasi Publik Berbasis Massal

Daripada menambah jalan tol, pemerintah kota sebaiknya fokus pada pengembangan transportasi publik massal yang lebih berkelanjutan. Beberapa kota di dunia telah berhasil mengurangi kemacetan dengan memperbaiki sistem angkutan umum, seperti bus rapid transit (BRT) dan kereta ringan (LRT). Bandung sebenarnya sudah memiliki beberapa proyek transportasi publik yang direncanakan, tetapi implementasinya sering kali terkendala anggaran dan birokrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun