Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

George Herbert Mead: Interaksionisme Simbolik dan Kontribusinya dalam Ilmu Sosial

20 September 2024   11:32 Diperbarui: 20 September 2024   11:56 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

George Herbert Mead (1863-1931) merupakan salah satu tokoh terpenting dalam sosiologi dan psikologi sosial, terutama dengan gagasan besarnya tentang interaksionisme simbolik. 

Pemikirannya menawarkan perspektif baru yang menekankan pentingnya simbol, bahasa, dan interaksi dalam pembentukan kesadaran diri dan realitas sosial. 

Mead tidak hanya berkontribusi terhadap pengembangan sosiologi, tetapi juga mendasari banyak konsep dalam psikologi sosial dan filsafat pragmatisme. Melalui gagasan ini, Mead berpendapat bahwa interaksi sosial adalah inti dari proses pembentukan identitas dan pemahaman kita tentang dunia.

Dasar Pemikiran George Herbert Mead

George Herbert Mead menekankan pentingnya bahasa dan simbol dalam kehidupan sosial. Baginya, manusia adalah makhluk simbolik yang berinteraksi melalui bahasa dan simbol-simbol lainnya. 

Pandangan ini sangat kontras dengan teori-teori sebelumnya yang lebih menekankan pada determinisme biologis atau struktural dalam memahami perilaku manusia. Menurut Mead, proses interaksi sosial melalui simbol inilah yang membentuk makna, identitas, serta kesadaran diri seseorang.

Mead adalah seorang pragmatis, yang berarti ia percaya bahwa konsep dan teori harus diukur berdasarkan bagaimana mereka berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Pragmatismenya terlihat jelas dalam teorinya tentang tindakan sosial, yang ia bagi menjadi empat tahap: impuls, persepsi, manipulasi, dan konsumsi. 

Tahapan-tahapan ini menjelaskan bagaimana individu merespons rangsangan dari lingkungannya, dan bagaimana tindakan mereka dipengaruhi oleh konteks sosial dan simbolik.

Interaksi Simbolik: Konsep Kunci

Teori interaksionisme simbolik yang dikembangkan oleh Mead menekankan bahwa realitas sosial tidaklah objektif atau tetap, tetapi dibentuk melalui interaksi antarindividu. 

Dalam pandangan ini, simbol, seperti bahasa dan gestur, adalah alat utama yang memungkinkan individu untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan menciptakan makna bersama. 

Mead berpendapat bahwa kesadaran diri seseorang tidak lahir secara alamiah, tetapi terbentuk melalui proses sosial. Konsep "diri" menurut Mead, bukan sesuatu yang statis, melainkan hasil dari interaksi sosial yang berkelanjutan.

Interaksi simbolik terjadi ketika manusia memberikan makna tertentu terhadap objek, tindakan, atau peristiwa melalui simbol-simbol yang disepakati secara sosial. 

Misalnya, sebuah bendera nasional bukan sekadar selembar kain berwarna, tetapi melambangkan identitas, patriotisme, atau bahkan perlawanan, tergantung pada konteks sosialnya. Makna simbolis ini tercipta melalui proses interaksi di antara individu dalam kelompok sosial yang lebih besar.

Menurut Mead, diri (self) terbentuk melalui dua aspek penting yang ia sebut sebagai "I" dan "Me". "I" mewakili aspek spontan dan kreatif dari individu, sedangkan "Me" merujuk pada aspek sosial yang telah diinternalisasi melalui interaksi dengan orang lain. 

"Me" adalah gambaran bagaimana individu melihat dirinya dari sudut pandang orang lain, sementara "I" adalah respons unik yang diberikan individu terhadap situasi yang dihadapinya. Kombinasi dari "I" dan "Me" menciptakan kesadaran diri yang dinamis dan terus berkembang.

Peran Penting Bahasa dan Simbol

Bahasa, dalam teori Mead, merupakan salah satu elemen terpenting dalam proses interaksi simbolik. Bahasa memungkinkan individu untuk mengkomunikasikan pengalaman, pikiran, dan emosi mereka dengan cara yang dapat dipahami oleh orang lain. 

Melalui bahasa, kita tidak hanya berkomunikasi tetapi juga menciptakan realitas sosial kita. Bahasa adalah alat utama yang memungkinkan manusia untuk berpikir abstrak dan merefleksikan diri.

Simbol-simbol lain seperti gestur, ekspresi wajah, dan tindakan juga berperan penting dalam komunikasi antarindividu. Misalnya, senyuman dapat menunjukkan keramahan, sementara tatapan tajam mungkin menandakan ketidaksenangan. 

Setiap simbol ini dimaknai dalam konteks sosial tertentu dan hanya memiliki makna sejauh individu-individu dalam interaksi sosial tersebut menyepakatinya.

Konsep "Mind, Self, and Society"

Dalam karyanya yang terkenal "Mind, Self, and Society" yang diterbitkan setelah kematiannya, Mead menguraikan bagaimana interaksi sosial membentuk pikiran (mind), diri (self), dan masyarakat (society). Ia menegaskan bahwa kesadaran diri berkembang melalui proses sosialisasi di mana individu belajar untuk melihat dirinya dari perspektif orang lain. 

Melalui permainan dan interaksi sehari-hari, individu belajar untuk mengasumsikan peran orang lain, yang oleh Mead disebut sebagai "taking the role of the other". Proses ini memungkinkan seseorang untuk mengembangkan empati dan pemahaman terhadap pandangan orang lain.

Bagi Mead, proses sosialisasi juga melibatkan apa yang ia sebut sebagai "generalized other", yakni perspektif kolektif yang mewakili norma dan nilai masyarakat. Generalized other adalah pandangan masyarakat secara umum tentang apa yang dianggap benar, salah, pantas, atau tidak pantas. Melalui internalisasi pandangan ini, individu belajar untuk menyesuaikan perilaku mereka dengan harapan sosial yang lebih luas.

Pengaruh dan Relevansi Teori Mead

Pemikiran George Herbert Mead memiliki pengaruh besar dalam perkembangan sosiologi, terutama dalam aliran interaksionisme simbolik yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh sosiolog lain seperti Herbert Blumer. Teori Mead membuka jalan bagi pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana individu membangun makna melalui interaksi sehari-hari dan bagaimana identitas diri dikonstruksi secara sosial.

Interaksionisme simbolik juga relevan dalam berbagai bidang studi modern, termasuk komunikasi, psikologi, dan pendidikan. Konsep Mead tentang pentingnya bahasa dan simbol dalam pembentukan realitas sosial sangat relevan dalam dunia yang semakin didominasi oleh media sosial dan komunikasi digital, di mana simbol dan representasi memainkan peran penting dalam pembentukan identitas dan interaksi sosial.

Kesimpulan

Pemikiran George Herbert Mead tentang interaksionisme simbolik telah mengubah cara kita memahami diri, masyarakat, dan proses interaksi sosial. Dengan menekankan peran bahasa, simbol, dan interaksi dalam pembentukan makna dan identitas, Mead memberikan kontribusi yang tak ternilai dalam pengembangan ilmu sosial. 

Teorinya membantu kita menyadari bahwa realitas sosial bukanlah sesuatu yang tetap, tetapi dibangun dan dibentuk melalui proses interaksi yang dinamis antara individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun