Dalam pandangan ini, simbol, seperti bahasa dan gestur, adalah alat utama yang memungkinkan individu untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan menciptakan makna bersama.Â
Mead berpendapat bahwa kesadaran diri seseorang tidak lahir secara alamiah, tetapi terbentuk melalui proses sosial. Konsep "diri" menurut Mead, bukan sesuatu yang statis, melainkan hasil dari interaksi sosial yang berkelanjutan.
Interaksi simbolik terjadi ketika manusia memberikan makna tertentu terhadap objek, tindakan, atau peristiwa melalui simbol-simbol yang disepakati secara sosial.Â
Misalnya, sebuah bendera nasional bukan sekadar selembar kain berwarna, tetapi melambangkan identitas, patriotisme, atau bahkan perlawanan, tergantung pada konteks sosialnya. Makna simbolis ini tercipta melalui proses interaksi di antara individu dalam kelompok sosial yang lebih besar.
Menurut Mead, diri (self) terbentuk melalui dua aspek penting yang ia sebut sebagai "I" dan "Me". "I" mewakili aspek spontan dan kreatif dari individu, sedangkan "Me" merujuk pada aspek sosial yang telah diinternalisasi melalui interaksi dengan orang lain.Â
"Me" adalah gambaran bagaimana individu melihat dirinya dari sudut pandang orang lain, sementara "I" adalah respons unik yang diberikan individu terhadap situasi yang dihadapinya. Kombinasi dari "I" dan "Me" menciptakan kesadaran diri yang dinamis dan terus berkembang.
Peran Penting Bahasa dan Simbol
Bahasa, dalam teori Mead, merupakan salah satu elemen terpenting dalam proses interaksi simbolik. Bahasa memungkinkan individu untuk mengkomunikasikan pengalaman, pikiran, dan emosi mereka dengan cara yang dapat dipahami oleh orang lain.Â
Melalui bahasa, kita tidak hanya berkomunikasi tetapi juga menciptakan realitas sosial kita. Bahasa adalah alat utama yang memungkinkan manusia untuk berpikir abstrak dan merefleksikan diri.
Simbol-simbol lain seperti gestur, ekspresi wajah, dan tindakan juga berperan penting dalam komunikasi antarindividu. Misalnya, senyuman dapat menunjukkan keramahan, sementara tatapan tajam mungkin menandakan ketidaksenangan.Â
Setiap simbol ini dimaknai dalam konteks sosial tertentu dan hanya memiliki makna sejauh individu-individu dalam interaksi sosial tersebut menyepakatinya.