seperti hujan yang menyuburkan tanah tandus, Â
kau menanam benih harapan dalam setiap hembusan angin.
Kata-katamu adalah anak panah yang melesat ke cakrawala, Â
menembus kabut keangkuhan, Â
membuka jalan bagi cahaya, Â
menyentuh nurani yang lama tertidur dalam pelukan penjajah.
Bung, engkau adalah purnama di malam kelam, Â
yang memancarkan sinar di antara rimbunnya awan, Â
memberi arah pada burung-burung yang terbang mencari sarang, Â
di tengah gelap yang hampir memadamkan asa.
Tak pernah ada badai yang mampu menenggelamkan kapalmu, Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!