"Darwis ini orangnya cerdas dan ilmu agamanya luas. Ia dulu punya murid ngaji namanya Agus. Kata orang-orang Agus ini sudah kaya, dan punya rumah besar banget. Darwis pasti bangga sama agus, tapi darwis pengen tahu apa bener agus tetap redah hati. Makanya Darwis nyamar jadi pengemis, dan mulai mencari alamat rumah Agus.
Darwis tanya sama orang-orang alamat rumah agus. Setelah dapet alamatnya, Darwis berjalan ke rumah agus. Dulu belum ada sepeda apalagi motor, jadi jalan kaki. Ternyata rumah agus ini jauuuuh banget, tapi Darwis tetap jalan demi muridnya.
Setelah jalan jauhhh akhirnya Darwis sampai. Darwis kagum, ternyata benar kata orang. Rumah Agus kayak istana raja. Bueesaaaaar banget...."
(Naskah ceritanya gitu, tapi pas aku cerita, selayaknya kakekku dulu, banyak improvisasi. Dipanjang-panjangin misal pas Darwis jalan ke rumah Agus, bisa digambarkan suasana sekitar. Juga tentang youtube prank itu, bisa kujadikan perbandingan untuk menggambarkan penampilan Darwis.)
Adzan berkumandang ceritaku terpotong. Tapi syukurlah mereka mengeluh, artinya mereka antusias mengikuti cerita. "Nanti setelah isya dilanjut yaa." Kataku pada mereka. Aku terharu karena pengalaman ini membuatku teringat masa kecilku dulu. Dunia kok muternya cepet baget yaa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H