Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Jetpack: Teknologi yang Mengubah Imajinasi 'Manusia Terbang' Menjadi Nyata

24 Januari 2025   05:34 Diperbarui: 24 Januari 2025   05:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jetpack, perangkat yang memungkinkan penggunanya untuk terbang dengan bantuan sistem dorongan jet atau roket yang dipasang di tubuh, telah lama menjadi simbol futurisme dan petualangan. 

Dari fiksi ilmiah hingga upaya rekayasa nyata, jetpack terus memikat imajinasi banyak orang.

Sejarah Singkat Jetpack

Konsep jetpack pertama kali muncul pada pertengahan abad ke-20. Pada tahun 1960-an, Bell Aerosystems mengembangkan "Bell Rocket Belt," sebuah perangkat yang menggunakan hidrogen peroksida sebagai bahan bakar untuk menghasilkan dorongan. 

Namun, keterbatasan waktu terbang yang singkat dan tantangan teknis lainnya membuatnya tidak praktis untuk penggunaan luas.

alam beberapa dekade terakhir, kemajuan teknologi telah memungkinkan pengembangan jetpack yang lebih efisien dan aman. Beberapa perusahaan dan inovator telah mencapai tonggak penting dalam upaya ini:

1. JetPack Aviation: Perusahaan ini telah mengembangkan JB-9, sebuah jetpack yang menggunakan dua mesin jet mini dan mampu terbang hingga 10 menit. 

Pada tahun 2015, JB-9 berhasil melakukan penerbangan di sekitar Patung Liberty, menunjukkan potensi nyata dari teknologi ini.

2. Gravity Industries: Didirikan oleh Richard Browning, perusahaan ini menciptakan "Daedalus Flight Pack," sebuah setelan jet yang dilengkapi dengan mesin jet di punggung dan lengan, memungkinkan kontrol yang presisi melalui gerakan tubuh. 

Pada tahun 2020, Gravity Industries bekerja sama dengan Great North Air Ambulance Service di Inggris untuk menguji penggunaan jetpack dalam respons medis darurat di daerah pegunungan.

3. Zapata Racing: Franky Zapata, pendiri perusahaan ini, mengembangkan "Flyboard Air," sebuah hoverboard yang ditenagai oleh mesin jet. 

Pada tahun 2019, Zapata berhasil menyeberangi Selat Inggris dengan perangkat ini, menempuh jarak sekitar 35 kilometer dalam waktu 22 menit.

Spesifikasi Jetpack dan Cara Kerjanya

Jetpack modern dirancang menggunakan teknologi canggih yang memungkinkan pengguna terbang dengan stabil dan aman. Salah satu contoh spesifikasi dari jetpack yang dikembangkan oleh Gravity Industries adalah:

  • Bahan Bakar: Bahan bakar jet A1 atau kerosene.
  • Sistem Penggerak: Lima mesin jet mini (turbin gas), masing-masing terpasang di lengan dan punggung.
  • Kecepatan Maksimal: Hingga 136 km/jam.
  • Daya Angkat: Mampu mengangkat pengguna hingga ketinggian 3.650 meter.
  • Waktu Operasional: Antara 5-10 menit, tergantung pada manuver dan konsumsi bahan bakar.
  • Material: Rangka terbuat dari bahan serat karbon, yang ringan namun kuat, untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan.

Kajian Ilmiah: Mengapa Jetpack Bisa Terbang?

Jetpack bekerja berdasarkan prinsip fisika dasar, yaitu hukum ketiga Newton: "Setiap aksi memiliki reaksi yang sama besar dan berlawanan arah." 

Mesin jet pada jetpack mengeluarkan gas panas dengan kecepatan tinggi ke bawah, menciptakan dorongan (thrust) yang cukup untuk melawan gravitasi dan mengangkat pengguna ke udara.

1. Mesin Jet dan Propulsi: Mesin jet menggunakan turbin gas yang memanaskan udara dan bahan bakar hingga menghasilkan gas bertekanan tinggi. 

Gas ini dilepaskan melalui nosel, menciptakan daya dorong. Mesin ini juga dirancang untuk mengatur aliran udara agar stabil, memungkinkan pengguna untuk bermanuver.

2. Material yang Ringan dan Kuat: Penggunaan serat karbon pada rangka jetpack memberikan keunggulan dalam hal berat dan daya tahan. Serat karbon memiliki kekuatan tinggi namun beratnya jauh lebih ringan dibandingkan baja atau aluminium. 

Hal ini membuat jetpack lebih mudah dikendalikan dan tidak membebani pengguna.

3. Sistem Kontrol dan Stabilitas: Jetpack dilengkapi dengan sistem kontrol elektronik yang memungkinkan pengguna untuk menjaga stabilitas saat terbang. 

Gerakan tubuh, seperti menggerakkan lengan atau memiringkan badan, diterjemahkan oleh komputer untuk mengatur distribusi daya dorong dari mesin jet.

4. Bahan Bakar dan Efisiensi Energi: Bahan bakar jet A1 atau kerosene dipilih karena memiliki energi spesifik tinggi, menghasilkan dorongan besar dalam waktu singkat. 

Namun, konsumsi bahan bakar menjadi tantangan besar, karena waktu terbang rata-rata hanya berkisar 5-10 menit.

Aplikasi dan Tantangan Jetpack

Jetpack memiliki potensi aplikasi yang luas, mulai dari hiburan dan olahraga ekstrem hingga operasi penyelamatan dan aplikasi militer. Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi:

  • Keamanan: Mengoperasikan jetpack memerlukan pelatihan intensif, dan risiko kecelakaan tetap tinggi.
  • Regulasi: Penggunaan jetpack di ruang udara sipil memerlukan regulasi yang ketat untuk memastikan keselamatan semua pengguna ruang udara.
  • Efisiensi Bahan Bakar: Waktu terbang yang terbatas karena konsumsi bahan bakar yang tinggi masih menjadi hambatan utama.

Jetpack di Indonesia

Di Indonesia, minat terhadap teknologi jetpack mulai tumbuh. Media digital seperti BaliChannel.tech aktif membagikan informasi terkait perkembangan teknologi ini. 

Dalam sebuah postingan pada 13 Januari 2025, mereka menyoroti inovasi terbaru dalam teknologi jetpack, menunjukkan antusiasme masyarakat Indonesia terhadap kemajuan ini.

Masa Depan Jetpack

Dengan kemajuan teknologi yang terus berlanjut, jetpack berpotensi menjadi alat transportasi pribadi di masa depan. Namun, sebelum mencapai adopsi massal, tantangan teknis, regulasi, dan keamanan harus diatasi. 

Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan komunitas akan menjadi kunci dalam mewujudkan visi ini.

Jetpack bukan lagi sekadar fantasi fiksi ilmiah. Dengan dedikasi dan inovasi, impian manusia untuk terbang dengan perangkat pribadi semakin mendekati kenyataan.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun