Rasa ngantuk dan lapar adalah dua kebutuhan biologis utama yang dipengaruhi oleh berbagai proses dalam tubuh.Â
Keduanya terjadi akibatÂ
interaksi kompleks antara sistem saraf, hormon, dan metabolisme.ÂBerikut adalah uraian ilmiah mengenai proses di balik rasa ngantuk dan lapar.
Mengapa Kita Ngantuk?
Rasa ngantuk dipicu oleh siklus tidur dan bangun yang dikenal sebagai circadian rhythm.Â
Dilansir dari Sleep Foundation, circadian rhythm dikendalikan oleh otak, khususnya oleh hipotalamus yang berfungsi sebagai jam biologis tubuh.Â
Faktor utama yang memengaruhi rasa ngantuk meliputi:
1. Produksi Melatonin
Melatonin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pineal di otak.Â
Produksi melatonin meningkat saat malam hari sebagai respons terhadap gelap, membantu tubuh merasa rileks dan siap tidur.
Sebaliknya, cahaya, terutama cahaya biru dari layar gadget, dapat menghambat pelepasan melatonin, membuat kita tetap terjaga.
2. Adenosin dan Kebutuhan Tidur
Mengutip dari jurnal Nature Reviews Neuroscience, adenosin adalah senyawa yang menumpuk di otak selama kita terjaga.Â
Kadar adenosin yang tinggi memberi sinyal pada tubuh bahwa kita perlu istirahat. Saat tidur, kadar adenosin kembali turun.
3. Faktor Gaya Hidup
Kurangnya aktivitas fisik, stres, dan kebiasaan tidur yang tidak teratur juga dapat memengaruhi rasa ngantuk.
Mengapa Kita Lapar?
Rasa lapar adalah sinyal tubuh yang menunjukkan kebutuhan energi.Â
Proses ini dipengaruhi oleh hormon dan sistem saraf yang bekerja bersama untuk mengatur keseimbangan energi.Â
Berikut penjelasan prosesnya:
1. Peran Hormon Ghrelin dan Leptin
Dikutip dari Harvard Health Publishing, ghrelin adalah hormon yang diproduksi oleh lambung ketika perut kosong.Â
Ghrelin mengirimkan sinyal ke hipotalamus untuk merangsang rasa lapar.Â
Sebaliknya, leptin, yang dihasilkan oleh sel-sel lemak, memberikan sinyal kenyang ke otak.Â
Ketidakseimbangan kedua hormon ini dapat menyebabkan gangguan pola makan.
2. Kadar Gula Darah
Ketika kadar glukosa dalam darah turun, tubuh merespons dengan melepaskan hormon glukagon yang merangsang rasa lapar.Â
Mengutip dari Diabetes UK, rendahnya gula darah memberi sinyal bahwa tubuh membutuhkan asupan makanan untuk menghasilkan energi.
3. Faktor Psikologis dan Lingkungan
Dilansir dari Psychology Today, rasa lapar tidak selalu muncul karena kebutuhan fisiologis.Â
Bau makanan, stres, atau kebiasaan makan pada waktu tertentu dapat memicu rasa lapar meski tubuh sebenarnya tidak memerlukannya.
Kaitan Ngantuk dan Lapar
Rasa ngantuk dan lapar saling berhubungan erat.Â
Saat lapar, tubuh kekurangan energi, sehingga otak memicu rasa lelah dan ngantuk sebagai cara untuk menghemat energi.
Sebaliknya, kurang tidur dapat meningkatkan kadar ghrelin dan menurunkan leptin, menyebabkan peningkatan nafsu makan.
Rasa ngantuk dan lapar adalah mekanisme tubuh yang kompleks dan vital untuk menjaga keseimbangan kesehatan.Â
Proses ini dipengaruhi oleh hormon, aktivitas saraf, serta faktor lingkungan dan psikologis.
Mengatur pola tidur yang baik dan menjaga pola makan sehat sangat penting untuk mendukung fungsi tubuh optimal, sehingga terhindar dari rasa ngantuk dan lapar yang tidak proporsional.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI