Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keriuhan Dinamika Netizen Indonesia: Pola Pikir, Kebiasaan dan Tantangannya

11 Januari 2025   06:10 Diperbarui: 11 Januari 2025   06:37 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keriuhan Dinamika Netizen Indonesia: Pola Pikir, Kebiasaan dan Tantangannya, Photo by indra projects:pexels.com

Selain itu, budaya "komentar pedas" menjadi ciri khas lain. 

BBC News melaporkan bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama dalam hal komentar negatif di platform seperti Twitter. 

Pola pikir "semua orang harus tahu opini saya" sering kali menyebabkan perdebatan panas bahkan untuk isu-isu yang sepele.

Membandingkan dengan Netizen Dunia

Jika dibandingkan dengan netizen di negara maju seperti Jepang atau Jerman, perbedaan pola pikir cukup mencolok. 

Dilansir dari Pew Research Center, netizen di negara-negara tersebut lebih menghargai privasi dan jarang berdebat di ruang publik.

Sebaliknya, netizen Indonesia cenderung memanfaatkan media sosial sebagai ajang unjuk diri. 

Hal ini dipengaruhi oleh budaya komunal yang kuat, di mana validasi dari orang lain menjadi penting.

Namun, di sisi lain, netizen dunia, terutama di negara-negara maju, lebih terorganisasi dalam menggunakan dunia maya untuk inovasi. 

Forbes melaporkan bahwa Silicon Valley, sebagai pusat teknologi global, berkembang berkat sinergi antara kreativitas digital dan pemanfaatan data. 

Dunia telah berhasil menggunakan internet untuk menciptakan teknologi mutakhir, sedangkan netizen Indonesia masih cenderung fokus pada konsumsi konten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun