"Hati-hati dengan Netizen Indonesia, Mr.Kluivert," mungkin begitu nasihat Erick Thohir atau siapapun yang dekat dengan Patrick Kluivert, calon pelatih sepak bola Indonesia.
Ini hanyalah salah satu contoh dari "kehebatan" Indonesia yang bising setiap saat terhadap sebuah isu, yang terkadang belum tentu kebenarannya.
Atau malah juga gegara kebisingan mereka akhirnya membuat suatu masalah menjadi viral dan menjadi pusat perhatian berbulan-bulan.
Segala sisi di kehidupan ini tentu ada positif dan negatifnya, pasti ada sisi baik atau buruknya, dan juga akhirnya menciptakan situasi pro dan kontra dimanapun.
Mari kita bahas di artikel ini dari beragam sisi, mulai dari pengalaman pribadi hingga ke tanggapan dunia mengenai hal ini.
Dikutip dari indonesiabaik.id, Dalam laporan berjudul 'Digital Civility Index (DCI), netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara, alias paling tidak sopan di wilayah tersebut.
Tingkat kesopanan warganet Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, di mana semakin tinggi angkanya tingkat kesopanan semakin buruk.Â
Urutan pertama dihuni oleh netizen Singapura yang juga menempati peringkat keempat secara global, dengan total 59 poin.
Kemunduran tingkat kesopanan paling banyak didorong pengguna usia dewasa dengan persentase 68 persen.Â
Sementara usia remaja disebut tidak berkontrubusi dalam mundurnya tingkat kesopanan digital di Indonesia pada 2020.
Berawal dari 67 poin pada 2019 kemudian naik 8 poin menjadi 76 pada 2020.Â