Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keriuhan Dinamika Netizen Indonesia: Pola Pikir, Kebiasaan dan Tantangannya

11 Januari 2025   06:10 Diperbarui: 11 Januari 2025   06:37 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keriuhan Dinamika Netizen Indonesia: Pola Pikir, Kebiasaan dan Tantangannya, Photo by indra projects:pexels.com

"Hati-hati dengan Netizen Indonesia, Mr.Kluivert," mungkin begitu nasihat Erick Thohir atau siapapun yang dekat dengan Patrick Kluivert, calon pelatih sepak bola Indonesia.

Ini hanyalah salah satu contoh dari "kehebatan" Indonesia yang bising setiap saat terhadap sebuah isu, yang terkadang belum tentu kebenarannya.

Atau malah juga gegara kebisingan mereka akhirnya membuat suatu masalah menjadi viral dan menjadi pusat perhatian berbulan-bulan.

Segala sisi di kehidupan ini tentu ada positif dan negatifnya, pasti ada sisi baik atau buruknya, dan juga akhirnya menciptakan situasi pro dan kontra dimanapun.

Mari kita bahas di artikel ini dari beragam sisi, mulai dari pengalaman pribadi hingga ke tanggapan dunia mengenai hal ini.

Dikutip dari indonesiabaik.id, Dalam laporan berjudul 'Digital Civility Index (DCI), netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara, alias paling tidak sopan di wilayah tersebut.

Tingkat kesopanan warganet Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, di mana semakin tinggi angkanya tingkat kesopanan semakin buruk. 

Urutan pertama dihuni oleh netizen Singapura yang juga menempati peringkat keempat secara global, dengan total 59 poin.

Kemunduran tingkat kesopanan paling banyak didorong pengguna usia dewasa dengan persentase 68 persen. 

Sementara usia remaja disebut tidak berkontrubusi dalam mundurnya tingkat kesopanan digital di Indonesia pada 2020.

Berawal dari 67 poin pada 2019 kemudian naik 8 poin menjadi 76 pada 2020. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun