Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kursi Roda Ibu

8 Januari 2025   16:23 Diperbarui: 8 Januari 2025   16:23 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kursi Roda Ibu, Foto: dok pribadi Dimas Jayadinekat.

Saat anak itu mendorong kursi roda itu pergi, Sari berdiri mematung, memandang mereka sampai menghilang di tikungan jalan. 

Ada rasa lega yang perlahan mengalir dalam hatinya. Kursi roda itu tidak lagi menjadi pengingat kehilangan. Kini, ia menjadi harapan baru bagi seseorang.

Sari menghela napas panjang. Langkahnya terasa lebih ringan saat ia berjalan pulang. 

Di dalam hati, ia merasa ibunya pasti bangga. Kehilangan itu memang meninggalkan luka, tetapi ia mulai menyadari bahwa cinta seorang ibu tidak pernah benar-benar pergi.

Cinta itu akan selalu ada, hidup di dalam kenangan, dalam tindakan kecil yang berarti bagi orang lain.

Malam itu, untuk pertama kalinya, Sari bisa tersenyum saat mengingat ibunya. Di bawah bintang-bintang yang berkilauan.

Ia berbisik pelan, "Terima kasih, Bu. Aku akan terus mencoba bahagia, seperti yang Ibu inginkan."

Entah hanya halusinasinya saja atau bukan, Sari melihat Bu Mirna berdiri dengan bugar, melambai dan memberikan senyum sangat manis kepadanya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun