Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kursi Roda Ibu

8 Januari 2025   16:23 Diperbarui: 8 Januari 2025   16:23 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kursi Roda Ibu, Foto: dok pribadi Dimas Jayadinekat.

Sari tidak tahu berapa lama ia menangis, sampai suara kecil menyapanya. 

"Kak, maaf,  itu kursi rodanya siapa?" Sari menoleh. 

Seorang anak laki-laki berdiri tak jauh darinya, rambutnya acak-acakan, bajunya lusuh. Anak itu memandang kursi roda itu dengan penuh rasa ingin tahu.

"Itu... kursi roda ibuku," jawab Sari, suaranya parau. "Tapi sekarang ibu sudah nggak ada."

Anak itu mengangguk pelan. "Adikku butuh kursi roda. Tapi Mama bilang, kami nggak punya uang buat beli."

Sari memandang anak itu, lalu kembali melihat kursi roda di depannya. Untuk pertama kalinya, ia merasakan sesuatu yang berbeda. 

Kursi itu tidak lagi terlihat seperti simbol kesedihannya. Tiba-tiba ia melihat ibunya, tersenyum lembut seperti dulu, seakan berkata bahwa kursi itu bisa berarti dan menjadi  memiliki makna yang lebih besar.

"Kamu mau bawa ini untuk adikmu?" tanya Sari akhirnya.

Anak itu terbelalak. "Boleh? Benar, Kak?"

Sari mengangguk. Ia berdiri, menyerahkan kursi roda itu kepada anak kecil itu. "Jaga baik-baik ya, buat adikmu. Semoga bisa membantu dia."

Anak itu tersenyum lebar, matanya berbinar. "Terima kasih, Kak! Adikku pasti senang banget!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun