Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sekelumit Kisah Produksi Drakor dan Efek Bisnis yang Ditimbulkannya

18 Desember 2024   06:39 Diperbarui: 18 Desember 2024   06:52 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produksi drakor dan efek bisnis yang ditimbulkannya, Netflix.com

Mungkin sudah banyak yang mengupas tentang drama Korea (drakor) dari berbagai aspeknya, mulai mengulik filmnya hingga membahas fenomena di seputarnya yang begitu bombastis.

Bisa jadi juga sudah banyak yang membahas tentang dunia produksi drakor, yang bagi saya sangat menarik disebabkan kesamaan profesi dan jalan hidup.

Dengan coba mengambil dari sudut pandang serta gaya saya dalam menulis, di artikel ini akan dibahas tentang hal itu berdasarkan beberapa sumber pendukung tulisannya.

Salah satunya adalah mengutip dari laman factsanddetails.com yang cukup membahas secara dalam dengan pembahasan menggunakan sekumpulan news brief alias informasi singkat.

Produksi drama dan serial Korea awalnya inhouse atau diproduksi sendiri oleh stasiun televisi itu, tetapi sejak tahun 2000-an, sebagian besar telah diserahkan kepada perusahaan produksi independen. 

Hingga tahun 2012, sekitar tiga perempat dari semua drama Korea diproduksi dengan cara ini. Persaingan ketat di antara perusahaan produksi independen. Pada tahun 2012, dari 156 perusahaan yang terdaftar, hanya 34 yang memproduksi drama yang disiarkan.

Biaya produksi ditanggung bersama oleh perusahaan produksi dan pihak penyiaran, dengan saluran penyiaran biasanya menanggung sekitar 50 persen dari biaya. 

Jika bintang papan atas dan penulis naskah terkenal dipekerjakan, mereka dapat menanggung lebih banyak lagi. Sisa anggaran harus ditanggung oleh perusahaan produksi, sering kali dengan bantuan dari sponsor.

Drama Korea pada umumnya menghabiskan biaya hingga US$250.000 per episode, sedangkan drama sejarah menghabiskan biaya lebih dari itu. 

The Gu Family Book menghabiskan biaya hingga US$500.000 per episode. Produser Kim Jong-hak menghabiskan biaya hingga US$10 juta untuk Faith, yang dianggap sebagai kegagalan komersial. 

Hal tersebut membuat  Kim tidak mampu membayar gaji kru dan biaya lainnya. Kim, yang telah memproduksi drama sukses seperti "Eyes of Dawn" dan "Sandglass", bunuh diri setelah dituduh melakukan penggelapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun