Saya tidak ingin pula beralasan, namun memang kenyataannya demikian bukan?
Mereka tim muda yang belum berpengalaman namun harus bertanding dengan jadwal ketat pertandingan, tentu ini akan menguras fisik dan mental mereka.
Dan saya tidak melihat satupun pemain timnas semalam yang gentar. Wajah-wajah mereka penuh optimis dan terlihat garang karena berani melawan tekanan Vietnam saat bermain keras.
Pertahanan mereka pun cukup solid, selain dari strategi dari STY tentunya, tapi terlihat anak-anak muda ini mampu berbagi peran dengan kompak.
Buktinya, selain Vietnam hanya mampu membobolkan satu gol, terlihat mereka mulai frustasi di babak kedua.
Apalagi saat STY memasukkan Rafael Struick dan di babak kedua memasukkan Pratama Arhan serta Victor Dethan, beberapa kali serangan balik kita terlihat hidup.
Dethan dan Struick mampu membuat pertahanan Vietnam porak poranda untuk sesaat! Apalagi ketika Arhan mengambil lemparan ke dalam, terlihat kepanikan mereka.
Itu bukti bahwa STY dan ET sedang "bermain catur", mereka sedang berstrategi dan merencanakan sesuatu. Ingat keduanya bukan orang sembarangan dan baru di dunia olah raga sepak bola.
Pemberian kesempatan kepada tim U-22 ini bagi saya adalah cara cerdas STY bukan saja untuk mendidik mereka tampil "dewasa" di kancah internasional, tapi juga seperti ingin menyampaikan pesan.
Bagi saya, STY sedang menyampaikan pesan kepada Vietnam dan tim sepak bola di Asia Tenggara, bahwa Indonesia benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah raksasa sepak bola Asia Tenggara yang sedang bangkit dari tidur panjangnya.
Jika memang Vietnam begitu hebat, mengapa hanya menang 1-0 dan terlihat lemah tak mampu membobol pertahanan Indonesia?