Belum main sudah takut, ketika ketinggalan gol lemas dan tak mau lagi berjuang karena sudah merasa kalah. Hal demikian rasanya sangat akrab bukan?
Belum lagi fisik para pemain yang tidak pernah kuat lari karena "gizi buruk", apa yang mereka konsumsi memang seakan tak dipedulikan. Tentu berbeda dengan di era STY ini, disiplin yang dilakukan di segala aspek luar biasa ketat.
Namun apakah dengan demikian, STY mendadak menjadi sosok pemimpin yang fasis dan arogan di mata pemain serta official lainnya? Rasanya tidak.
Silahkan di cari sendiri bagaimana kedekatan STY dengan pemain, ia jika sudah diluar latihan tampak sangat santai dan sering bercanda tanpa rasa jaim sedikitpun.
Lihatlah sebagai contoh, saat konferensi pers yang mengulas hasil pertandingan semalam, STY sempat-sempatnya jail dengan menggoda Marcelino ketika sedang dipotret awak media, ia dengan cueknya dan tersenyum mendorongkan bola ke kepala Marsel.
Dan Marselino sama sekali tidak marah, ia terlihat santai dan cuek saja. Momen seperti ini bukan sekali-dua kali tapi berkali-berkali terekam kamera para Youtuber atau penggila media sosial.
Dengan mindset yang terus bertumbuh karena sikap kebapakan STY dan manager timnas Sumardji ditambah lagi hadirnya Erick Thohir membersamai, hasilnya bertumbuh menjadi fighting spirit yang luar biasa,
Sosok Calvin Verdonk-lah yang banyak dipuji selain Marselino semalam, karena Verdonk meski kakinya keram dan sakit, ia masih sanggup berlari meski dengan kaki terpincang-pincang.
Kedisiplinan Rizky Ridho dan kepemimpinan Jay Idzes melengkapi penampilan seluruh pemain yang bermain begitu gemilang serta tak kenal lelah sejak menit awal.
Bahkan di dalam salah satu video viral sempat berteriak ke arah kamera sambil menunjukkan jari telunjuknya ke dahi, "Believe..believe..".
Ya, dari growth mindset tadi maka akan membentuk sebuah belief system baru yang dahsyat dimana semuanya terbukti semalam.