Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia Tunjukkan Growth Mindset dan Fighting Spirit yang Hebat

20 November 2024   08:10 Diperbarui: 20 November 2024   08:23 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertandingan Timnas Indonesia melawan Arab Saudi semalam, (19/11/2024) yang berlaga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) berakhir 2-0 untuk kemenangan Timnas.

Dan sudah banyak yang membahas mengenai keberhasilan timnas Indonesia ini sejak peluit pertandingan berakhir, hingga detik sebelum saya menulis artikel ini.

Namun ada hal yang menarik bagi saya, terutama karena saya mengikuti perkembangan mereka sejak coach Indra Sjafri membuat gebrakan-gebrakan di Timnas. (Silahkan baca di sini, yang ini, atau beberapa tulisan tentang timnas lainnya)

Tidak secara persis, namun perkataan penuh semangat dan percaya diri pernah ia sampaikan, bagaimana ia sangat percaya akan kemampuan anak-anak di Indonesia dalam bermain bola.

Dalam proses panjangnya, keyakinan itu dapat sedikit terwujud di era Erick Thohir menjadi Ketua Umum PSSI yang meneruskan kepemimpinan Mochamad Iriawan alias Iwan Bule.

Jika boleh dibilang sebuah jasa besar Iwan Bule untuk bangsa ini adalah ketika di eranya Shin Tae-yong (STY) mulai menjadi pelatih kepala timnas Indonesia.

Dan gebrakan demi gebrakan STY terlihat dengan mendatangkan pemain-pemain diaspora yang sebagian besar merupakan "didikan" Belanda.

Awalnya, banyak yang menentang, apalagi ketika Indonesia harus takluk 4-0 saat melawan Jepang di SUGBK, Jumat (8/11/2024). Hastag STY out pun beredar serta viral di media sosial.

Apapun yang dikatakan orang, saya tetap percaya mereka pasti akan bangkit, terutama STY yang telah membuktikan kinerjanya, baik saat di Korea maupun selama menangani timnas Indonesia di lintas level usia.

Inilah yang harus kita pelajari dan sepertinya memang sengaja diajarkan oleh STY, bagaimana ia menanamkan growth mindset dan fighting spirit, bukan saja untuk anak asuhnya tersebut, tapi juga untuk seluruh Indonesia.

Mentalitas yang berawal dari pola pikir pemain sepak bola kita sejak lama sudah dikenal "buruk", walau tidak semua, tapi kebanyakan memang ber-mindset jelek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun