Jakarta dulunya memiliki lebih banyak ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai resapan air alami. Namun, seiring perkembangan kota, banyak area tersebut sudah beralih fungsi menjadi gedung, jalan, dan pemukiman.Â
Tempat-tempat yang seharusnya bisa menyerap air hujan kini semakin sedikit, membuat aliran air langsung menggenang di permukaan.
Pembangunan yang masif ini sering kali dilakukan tanpa memperhitungkan sistem drainase yang baik!
Bangunan baru muncul di mana-mana, tetapi apakah lingkungan sekitar siap menangani limpahan air yang dibawanya? Area resapan air berkurang drastis, dan hasilnya, air sulit meresap, malah langsung menggenangi jalanan.
3. Drainase Lama dan Sungai yang Sering Tersumbat
Permasalahan lain yang tak kalah besar adalah sistem drainase yang kurang memadai. Saluran air di Jakarta sudah tua, dan sebagian besar tidak cukup lebar untuk menampung aliran air yang meningkat.Â
Selain itu, kebiasaan membuang sampah sembarangan ke sungai dan selokan membuat aliran air sering kali terhambat. Ketika hujan deras datang, air yang seharusnya mengalir lancar justru terhenti, menyebabkan banjir.
Guys, kebiasaan ini adalah tanggung jawab kita semua, bukan hanya pemerintah. Sungai-sungai seperti Ciliwung dan Pesanggrahan yang sering kali meluap saat musim hujan seakan-akan sudah menjadi pemandangan umum.Â
Masalah ini tak bisa diselesaikan jika kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan terus berlanjut!
4. Solusi Normalisasi dan Naturalisasi Sungai
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. telah mencoba beberapa langkah untuk mengatasi banjir melalui proyek normalisasi dan naturalisasi sungai.Â