Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Politik

Meutya Hafid Menteri Komdigi yang Merintis Karir Sebagai Jurnalis Televisi

5 November 2024   06:32 Diperbarui: 5 November 2024   07:16 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram @meutya_hafid

Di tayangan tersebut, Meutya pun bercerita alasannya terjun sebagai jurnalis, karena ia ingin berkiprah sepenuhnya bagi dunia demokrasi di Indonesia.

Di Bulan Desember 2004 ia ditugaskan Metro TV meliput Tsunami Aceh yang juga menjadi peristiwa besar dunia, sebuah musibah yang sangat mengerikan di masa itu bukan saja karena besarnya tapi juga kisah tragis dibalik kejadiannya.

Dikirimnya Meutya ke sana karena sebelumnya ia pernah ditugaskan ke Aceh meliput konflik yang ditimbulkan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Menurutnya, saat itu masih sangat jarang ada jurnalis perempuan Indonesia yang dikirim ke daerah konflik dan ia merasa bersyukur karenanya. 

Oleh karena alasan tersebutlah ia kemudian dikirim untuk meliput Tsunami Aceh karena dianggap sudah paham medannya.

Ia berada di Aceh hingga Januari dan mendapatkan apresiasi hingga diberikan kesempatan berangkat ke luar negeri, begitu yang ia tahu pada awalnya. Dan keberangkatannya ke Irak itupun sangat mendadak, namun ia merasa tetap harus siap serta ikhlas.

Maka berangkatlah ia di bulan Februari 2005  ke Irak yang saat itu sedang akan mengadakan pemilu presiden dan berkonflik.

Selama 10 hari ia meliput kegiatan pemilu, mewacancarai tokoh dan partai-partai di sana hingga dibacakannya pula berita-berita tentang wartawan yang disandera oleh tentara Irak.

Siapa yang menduga jika pada akhirnya justru ia yang menjadi sandera saat di dalam perjalanan tiba-tiba ditangkap dan dibawa ke suatu tempat dengan mata tertutup kain.

Meutya pun menceritakan kronologis penangkapannya dengan bergetar seperti mengingat sebuah trauma besar.

Meskipun pada akhirnya ia tidak di apa-apakan, ditahan selama 7 hari sempat membuat pikirannya serta rekannya kacau. Mereka berdua tidur di gurun pasir! silahkan ikuti kisah lengkapnya di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun