Dari sana pula saya menemukan "tafsiran" kata bersyukur versi sendiri, yakni menerima apa yang ada dengan tidak berharap pada sesuatu yang belum ada atau tidak pasti.
3. Beradaptasi
Dengan satu telinga saya beradaptasi. Saya bergaul  semampunya meski rasa minder sangat terasa hingga ketika drop out dari bangku kuliah, saya justru menemukan cara beradaptasi terindah.
Cara adaptasi yang saya lakukan ada dua, internal dan eksternal. Internal, saya menyimpan rahasia besar yang terungkap ke istri dan mertua untuk pertama kalinya. Selama itu, saya akal-akalan agar orang tidak tahu bahwa saya budeg! yaitu dengan cara:
a. Humor
Saya memanipulasi ketulian dengan bercanda seperti mengikuti H.Bolot. Meski saya tidak dengar, dengan canda, mereka menduga saya hanya pura-pura tidak dengar sehingga mereka menganggap saya normal-normal saja.
b. Memilih tempat
Saat naik bus, menghadiri acara, berada di kelas, atau dimana saja, saya selalu mengambil posisi sebelah kanan agar yang tersedia dan bisa menangkap suara hanya telinga kiri.
c. Sok paham
Kalau saya merasa sama sekali tidak memahami omongan orang karena tidak dengar, Â saya biasanya hanya mengangguk-angguk sambil bergaya merespon dan mengatakan "Oooo gitu..". Â Dari situ saya coba mengulangi topik dan berusaha menangkap intinya dari kata yang tidak saya dengar tadi.
4. Menggali potensi