Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Freelancer - Author, Freelance Script Writer, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Overthinking, antara Dampak Buruk dan Hal Baiknya

2 September 2024   19:53 Diperbarui: 4 September 2024   14:21 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Overthinking. (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Berpikir tak mungkin dihilangkan dalam kehidupan manusia hingga kemudian muncul apa yang kini dikenal dengan overthinking.

Overthinking sendiri mengacu pada proses pemikiran yang berulang dan tidak produktif. Hal ini dikarenakan pemikiran dapat terfokus pada banyak hal yang berbeda. 

Beberapa penelitian secara umum membedakan antara 'merenung' tentang kejadian masa lampau dan 'khawatir' akan masa depan. Dan untuk kasus overthinking ini, maka semua itu lantas dijadikan pemikiran secara berlebihan.

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Indonesia, overthinking ini memiliki kecenderungan dari beberapa hal yang berulang kali dipikirkan.

Kebanyakan dari mereka yang terjebak dalam fenomena kasus "kebanyakan mikir" adalah karena hanya berkutat di 3 hal ini: 

  • Masa Lalu

Merenungi kejadian di masa lalu kerap menjadi suatu hal yang banyak dipikirkan oleh sebagian orang. Menyesali hal yang sudah dilakukan dan bahkan membencinya termasuk dalam kategori ini. 

  • Masa Kini

Bisa jadi saat terlalu memikirkan aspek yang terjadi sekarang, seperti memikirkan situasi dan kondisi tertentu, mungkin permasalahan hubungan percintaan, kepribadian,  atau yang lainnya.

Kerap dibuat timbul pertanyaan setiap hari apakah kita berada dalam sebuah hubungan, pekerjaan, atau situasi yang tepat? 

Hubungan dengan diri sendiri sebagian besar dapat dibentuk oleh pemikiran yang dimiliki saat ini. Apakah cenderung menganggap diri positif atau justru cenderung terlalu memikirkan kekurangan dan kesalahan sendiri? 

  • Masa Depan

Berpikir berlebihan tentang masa depan bisa masuk dalam kategori 'khawatir'. Sehingga sangat mungkin timbul khawatir tentang sesuatu yang terjadi dalam waktu dekat. 

Misalnya, seperti saat akan melakukan wawancara kerja, presentasi dihadapan atasan, atau beberapa hal yang belum terjadi tapi akan dilakukan di masa depan. 

Atau bisa jadi disibukkan dengan kekhawatiran eksistensial dalam jangka panjang, seperti pertanyaan, "Akankah aku merasa puas dalam menjalani hidup ini?" atau "Bagaimana jika aku tidak pernah menemukan kebahagiaan dalam hidup?" 

Dan inilah tanda-tanda orang yang overthinking:

  • Sulit untuk berhenti memikirkan sesuatu, bahkan setelah kejadiannya lama berlalu
  • Terus-menerus mempertanyakan keputusan yang sudah diambil
  • Selalu membayangkan skenario terburuk
  • Takut membuat kesalahan
  • Sulit untuk berkonsentrasi
  • Merasa gelisah dan mudah marah
  • Kesulitan tidur 

Overthinking dapat memberikan dampak negatif pada berbagai aspek kehidupan, seperti:

*) Kesehatan mental: dapat meningkatkan risiko stres, kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD)

*) Kesehatan fisik: dapat menyebabkan kelelahan, insomnia, sakit kepala, dan masalah pencernaan

*) Hubungan sosial: dapat membuat sulit untuk bersantai dan menikmati kebersamaan dengan orang lain. Lalu diikuti dengan perasaan mudah curiga dan cemburu

*) Produktivitas: dapat membuat seseorang sulit untuk fokus dan menyelesaikan pekerjaan

Meskipun terkadang dianggap sebagai hal yang merepotkan, menurut NS Development yang dikutip dari laman nsd.co.id, rupanya ada sisi positif dalam kecenderungan berpikir berlebihan.

Berikut beberapa kelebihan orang overthinking yang perlu diketahui:

1. Memiliki Kemampuan Analisa yang Lebih Baik

Menurut sebuah catatan penelitian di Journal of Cognitive Enhancement, seseorang yang cenderung overthinking memiliki kemampuan analisa yang lebih baik. 

Mereka berkemampuan memecahkan masalah lebih teliti serta memahami situasi lebih mendalam dibandingkan kebanyakan orang yang cenderung kurang mampu menganalisa.  

Photo by Marcelo Chagas, pexels.com 
Photo by Marcelo Chagas, pexels.com 

Albert Einstein menggambarkan kelebihan ini sebagai "sudut pandang analitis." 

Overthinker memiliki kemampuan menyelami hal-hal detail dan memahami implikasi mendalam dari  permasalahan, sehingga dapat menjadi keunggulan besar terutama dalam konteks penelitian dan pemecahan masalah kompleks.

2. Memiliki Kreativitas lebih baik

Dalam Psychological Science, Dr. R. Keith Sawyer menyoroti hubungan antara pemikiran mendalam dan kreativitas. menurutnya, Overthinker cenderung lebih terbuka terhadap pemikiran divergen dan eksplorasi ide-ide baru. 

Mereka tidak hanya melihat permukaan masalah, tetapi juga menjelajahi kemungkinan-kemungkinan tak terduga. 

Kreativitas yang tinggi dapat menjadi aset luar biasa yang dibutuhkan di berbagai bidang, termasuk seni, penulisan, dan inovasi bisnis. 

Overthinker mampu menghadirkan ide-ide segar dan solutif karena kecenderungan mereka untuk menyelidiki sudut pandang berbeda, yang bahkan bisa jadi belum terpikirkan.

3. Pengambil Keputusan yang Lebih Matang

Menurut Journal of Applied Psychology, overthinker cenderung melakukan evaluasi yang lebih mendalam sebelum membuat keputusan.

Dr. Paul Slovic menekankan bagaimana analisa yang hati-hati terhadap informasi dapat membantu seseorang dalam mengambil keputusan yang lebih tepat dan akurat. 

Ketika diarahkan dengan benar, kecenderungan untuk berpikir berlebihan dapat membantu dalam memilah-milah opsi dan mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari suatu keputusan. 

Bukankah ini dapat menjadi aset berharga dalam konteks manajemen atau pengambilan keputusan di tingkat eksekutif?

4. Selalu Punya Persiapan Mental Terhadap Suatu Tantangan

Penelitian dalam Journal of Personality menunjukkan bahwa individu yang cenderung overthinking mungkin memiliki tingkat ketahanan mental yang lebih tinggi. 

Dr. Susan David, seorang ahli psikologi emosional, menyatakan bahwa kemampuan untuk berpikir secara mendalam tentang emosi dan tantangan dapat mempersiapkan seseorang dalam menghadapi stres. 

Overthinker dapat memiliki kesiapan mental yang lebih baik untuk mengatasi tantangan-tantangan kehidupan. 

Mereka cenderung memproses emosi dan peristiwa dengan lebih rinci, yang pada gilirannya dapat membantu mereka mengatasi ketidakpastian dan tekanan dengan lebih baik.

5. Mampu Melakukan Pengembangan Diri Secara Mandiri

Overthinking dapat berfungsi sebagai alat pengembangan diri yang kuat. 

Dr. Jon Kabat-Zinn, dalam Journal of Clinical Psychology, menyoroti bagaimana kesadaran diri, yang sering kali ditingkatkan melalui pemikiran berlebihan, dapat membantu individu memahami motivasi, nilai-nilai, dan tujuan hidup mereka.

Dengan menganalisis dan merenung secara mendalam, overthinker dapat mencapai tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi. 

Hal ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka dengan lebih baik, yang pada gilirannya membantu dalam pengembangan pribadi dan pencapaian tujuan hidup.

Menurut Journal of Cognitive Enhancement, kelebihan analisis mendalam dari individu yang cenderung overthinking dapat memajukan pemikiran kritis dan penyelesaian masalah. 

Dr. Albert Einstein menunjukkan bagaimana pemikiran analitis yang mendalam dapat membawa manusia ke pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar mereka.

Berdasarkan segala penjelasan di atas, tinggal bagaimana cara kita menyikapinya saja yang terpenting, baik orang yang sedang overthinking atau bahkan kita sendiri yang mengalaminya.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun